1. Fungsi TC = Q3-8Q2 + 58Q+ 2, dan fungsi Harga (P) adalah 45-0,5Q, Hitunglah output, FC,VC, dan AVC, ATC dan apa maknanya.
Jawaban :Â
Pertama, mari kita hitung outputnya. Output dapat ditemukan dengan menyeimbangkan persamaan permintaan dan persamaan penawaran, yaitu harga (P) dengan fungsi TC
Mengatur persamaan di atas menjadi persamaan kuadrat dan menyelesaikan nilai Q, kita akan mendapatkan output.
Setelah menemukan nilai output (Q), kita dapat menghitung FC, VC, AVC, dan ATC.
Biaya Tetap (FC) adalah biaya tetap yang tidak berubah terlepas dari tingkat produksi. Dalam persamaan TC, biaya tetap diasumsikan terdiri dari konstanta (2). Jadi FC = 2.
Biaya Variabel (VC) adalah biaya yang bervariasi seiring dengan tingkat produksi. VC dapat ditemukan dengan mengurangi FC dari TC. Jadi VC = TC - FC.
Mengatur persamaan di atas menjadi persamaan kuadrat dan menyelesaikan nilai Q, kita akan mendapatkan output. Setelah menemukan nilai output (Q), kita dapat menghitung FC, VC, AVC, dan ATC.
Biaya Tetap (FC) adalah biaya tetap yang tidak berubah terlepas dari tingkat produksi. Dalam persamaan TC.
Dalam interpretasi ini, penting untuk melihat bagaimana perubahan output (Q) mempengaruhi biaya tetap (FC), biaya variabel (VC), dan biaya rata-rata (AVC dan ATC). Â Dalam analisis biaya ini, kita dapat mengevaluasi efisiensi dan skala produksi serta memahami hubungan antara biaya dan produksi dalam jangka pendek dan jangka panjang.
2. Fungsi Biaya = 10 + 5Q + 2Q2, dengan harga Rp 15 (dalam 000), Hitunglah output, FC, VC,dan AVC, ATC dan apa maknanya.
Jawaban :
Untuk menghitung output, FC (Biaya Tetap), VC (Biaya Variabel), AVC (Biaya Variabel Rata-Rata), dan ATC (Biaya Total Rata-Rata), kita akan menggunakan fungsi biaya yang diberikan dan juga harga yang diberikan.
Atur persamaan di atas menjadi persamaan kuadrat dan selesaikan untuk nilai Q, kita akan mendapatkan output.
Setelah menemukan nilai keluaran (Q), kita dapat menghitung FC, VC, AVC, dan ATC.
Biaya Tetap (FC) adalah biaya tetap yang tidak berubah terlepas dari tingkat produksi. Dalam persamaan biaya, FC diasumsikan konstan (10).
Variable Cost (VC) adalah biaya yang bervariasi dengan tingkat produksi. VC dapat ditemukan dengan mengurangkan FC dari total biaya (Biaya). Jadi VC = Biaya - FC.
Average Variable Cost (AVC) adalah biaya variabel rata-rata per unit output. AVC dapat ditemukan dengan membagi VC dengan output (Q). Jadi AVC = VC/Q.
 Average Total Cost (ATC) adalah biaya total rata-rata per unit output. ATC dapat ditemukan dengan membagi total biaya (Cost) dengan output (Q). Jadi ATC = Biaya/Q.
Setelah menemukan nilai-nilai ini, kita dapat menginterpretasikan hasilnya. Output (Q) memberi tahu kita berapa banyak barang yang diproduksi dalam satuan. FC memberitahu kita tentang biaya tetap yang harus ditanggung, yang tidak berubah dengan tingkat produksi. VC memberitahu kita tentang biaya yang berubah dengan tingkat produksi. AVC memberi tahu kita tentang biaya variabel rata-rata per unit output. ATC memberi tahu kita tentang biaya total rata-rata per unit output.
Dalam interpretasi ini, penting untuk melihat bagaimana perubahan output (Q) mempengaruhi biaya tetap (FC), biaya variabel (VC), dan biaya rata-rata (AVC dan ATC). Â Dalam analisis biaya ini, kita dapat mengevaluasi efisiensi dan skala produksi serta memahami hubungan antara biaya dan produksi dalam jangka pendek dan jangka panjang.
3. Fungsi Biaya TC =Hitunglahh output FC, VC, dan AVC, ATC, dan apa maknanya.
Jawaban :
Untuk menghitung output (Q), kita tidak diberikan informasi mengenai persamaan harga atau permintaan. Jadi, keluaran (Q) dalam hal ini tidak dapat ditentukan secara langsung. Namun, kita masih dapat menghitung FC, VC, AVC, dan ATC berdasarkan fungsi biaya yang diberikan.
Biaya Tetap (FC) adalah biaya tetap yang tidak berubah terlepas dari tingkat produksi. Dalam persamaan biaya, FC dapat diasumsikan konstan (8).
Variable Cost (VC) adalah biaya yang bervariasi dengan tingkat produksi. VC dapat ditemukan dengan mengurangkan FC dari biaya total (TC). Jadi VC = TC - FC.
Average Variable Cost (AVC) adalah biaya variabel rata-rata per unit output. AVC dapat ditemukan dengan membagi VC dengan output (Q). Jadi AVC = VC / Q.
Average Total Cost (ATC) adalah biaya total rata-rata per unit output. ATC dapat ditemukan dengan membagi biaya total (TC) dengan output (Q). Jadi ATC = TC/Q.
Setelah menemukan nilai-nilai ini, kita dapat menginterpretasikan hasilnya. FC memberitahu kita tentang biaya tetap yang harus ditanggung, yang tidak berubah dengan tingkat produksi. VC memberitahu kita tentang biaya yang berubah dengan tingkat produksi. AVC memberi tahu kita tentang biaya variabel rata-rata per unit output. ATC memberi tahu kita tentang biaya total rata-rata per unit output.
Dalam interpretasi ini, penting untuk melihat bagaimana perubahan tingkat produksi (Q) mempengaruhi biaya tetap (FC), biaya variabel (VC), dan biaya rata-rata (AVC dan ATC). Â Kita dapat menggunakan informasi ini untuk menganalisis efisiensi produksi, memaksimalkan keuntungan, atau memahami hubungan antara biaya dan produksi. Â Meskipun output (Q) tidak diberikan dalam pertanyaan ini, kita masih dapat mengevaluasi dampak perubahan tingkat produksi terhadap biaya per unit dan biaya total.
4. Fungsi Kapital, dan tenaga kerja (labor): dimana ... ingin menciptakan output maksiald engan biaya 1.000, biaya gaji/labor 10, dan biaya modal 2; Hitunglah Lagrangian Fungsi produksi CES tersebut, dan apa maknanya. Hitunglah Constrained Optimalization fungsi tenga kerja (L), dan hitunglah fungsi Modal K) pada persamaan tersebut dan apa maknanya
Jawaban:
Dimana Q adalah output, K adalah kapital, dan L adalah tenaga kerja.
Kami ingin mencapai output maksimum dengan biaya terbatas sebesar 1.000, dengan biaya upah per unit tenaga kerja sebesar 10, dan biaya modal per unit modal sebesar 2.
Untuk mencapai tujuan tersebut, kita dapat menggunakan metode Lagrangian. Fungsi Lagrangian (L) menggabungkan fungsi produksi dengan kendala biaya.
Dimana pengali Lagrange, dan C adalah biaya yang harus dibatasi.
Dalam hal ini, kami ingin mencapai hasil maksimal dengan biaya 1.000. Dengan menggunakan metode Lagrangian, kita dapat mengoptimalkan produksi dengan memaksimalkan fungsi Lagrangian dengan memperhatikan kendala biaya.
Untuk mencari keluaran maksimum, kita perlu mengambil turunan parsial dari fungsi Lagrangian terhadap K, L, dan , dan menyamakan turunan tersebut dengan nol.
Dalam hal ini, turunan parsial terhadap K dan L akan memberikan persamaan elastisitas substitusi antara modal dan tenaga kerja.
Arti dari fungsi Lagrangian ini adalah mencari titik dimana output mencapai maksimum dengan mempertimbangkan kendala biaya yang diberikan. Dengan menggunakan metode Lagrangian, kita dapat menemukan kombinasi modal dan tenaga kerja yang optimal untuk mencapai output maksimum dengan biaya terbatas.
Dalam interpretasi praktis, fungsi Lagrangian membantu kita memahami trade-off antara penggunaan modal dan tenaga kerja dalam mencapai tujuan produksi tertentu. Fungsi ini memberikan panduan untuk memilih kombinasi modal dan tenaga kerja yang optimal berdasarkan elastisitas substitusi dan kendala biaya yang ada. Dengan memaksimalkan fungsi Lagrangian, kita dapat mencapai hasil maksimal dengan biaya terbatas, mengoptimalkan alokasi sumber daya, dan meningkatkan efisiensi produksi.
Dalam persamaan ini terdapat dua persamaan yang berkaitan dengan fungsi tenaga kerja (L) dan fungsi modal (K).
Kami ingin menemukan optimisasi terbatas dari fungsi tenaga kerja (L) dalam kaitannya dengan output (Q) dan faktor produksi lainnya. Ini dapat dilakukan dengan menggabungkan persamaan pertama dan kedua.
Setelah menyelesaikan sistem persamaan di atas, kita dapat menemukan nilai optimal untuk L, K, R, dan W yang memaksimalkan fungsi tenaga kerja (L) dalam konteks kendala yang diberikan.
Arti dari hasil optimasi terkendala adalah mencari kombinasi optimal faktor produksi (L, K, R, dan W) yang memungkinkan tercapainya tingkat tenaga kerja (L) maksimum sesuai dengan batasan yang ada. Â Dalam interpretasi praktis, hasilnya memberikan panduan dalam alokasi sumber daya yang efisien dan penentuan tingkat tenaga kerja yang optimal untuk mencapai output (Q) yang diinginkan. Â Dalam konteks persamaan tersebut, kita dapat memahami bagaimana penggunaan faktor produksi (tenaga kerja dan modal) saling mempengaruhi dan dapat dioptimalkan untuk mencapai hasil produksi yang optimal.
5. P = 100 -- Q dimana Q = q1 + q2
P = 100 -- (q1 + q2)
P = 100 -- q1 -q2
Fungsi TC (total cost) adalah 40Q
Hitunglah persamaan dengan model Stackelberg, dan apa maknanya.
Jawaban :Â
Dalam model Stackelberg, terdapat satu pemimpin dan satu pengikut dalam pengambilan keputusan. Pemimpin menetapkan tingkat produksi terlebih dahulu, diikuti oleh pengikut yang menyesuaikan produksinya. Dalam hal ini, kami memiliki persamaan fungsi permintaan dan biaya yang diberikan.
Dalam model Stackelberg, pemimpin menentukan tingkat produksi terlebih dahulu, diikuti oleh pengikut yang menyesuaikan tingkat produksi. Untuk menemukan tingkat produksi yang optimal, kita perlu mempertimbangkan keuntungan maksimum dari pemimpin dan pengikut.
Langkah pertama adalah menentukan fungsi keuntungan dari masing-masing pemain. Keuntungan pemimpin (1) dapat dihitung dengan mengurangkan total biaya (TC) dari pendapatan (P) yang diperoleh dari tingkat produksi q1
Arti dari model Stackelberg adalah untuk menggambarkan interaksi antara pemimpin dan pengikut dalam membuat keputusan tentang tingkat produksi. Â Dalam model ini pemimpin memiliki keunggulan pertama dalam menentukan tingkat produksi, sedangkan pengikut menyesuaikan produksinya berdasarkan tingkat produksi pemimpin. Â Hasil model ini memberikan wawasan tentang strategi dan interaksi dalam industri dimana ada pemain yang memiliki keunggulan pertama dan pengikut yang mengadaptasi produksinya.
6. Fungsi utility U (x,y) =
Dengan pendapatan Rp 20 (juta), dan harga x adalah Rp 10 (juta), sedangkan harga y adalah
Rp 5 (juta);
Hitunglah anggaran yang akan di buat, hitunglah pilihan mana yang dipilih antara x atau yp ada kondisi ini, dan buatlah unterpretasi.
Jawaban :Â
Untuk menghitung anggaran yang akan dibuat, kita perlu mempertimbangkan jumlah uang yang dialokasikan untuk membeli x dan y. Anggaran yang dibuat adalah total pendapatan yang tersedia (Rp 20 juta) dikurangi jumlah yang dikeluarkan untuk x (x * harga x) dan y (y * harga y).
Sekarang, untuk menentukan pilihan antara x atau y, kita perlu memaksimalkan utilitas U(x,y) dengan mempertimbangkan anggaran yang kita buat. Kita dapat menggunakan metode optimisasi terbatas dengan menggabungkan fungsi utilitas dengan kendala anggaran.
Untuk menemukan solusi optimal, kita perlu mengambil turunan parsial dari fungsi utilitas U(x, y) terhadap x dan y, dan menyamakannya dengan kendala anggaran (B)
Dalam hal ini, kita dapat menggunakan metode substitusi untuk menyelesaikan persamaan dan menentukan nilai optimal untuk x dan y.
Setelah menemukan nilai x dan y yang optimal, kita dapat membandingkan utilitas yang diperoleh dari masing-masing opsi. Â Jika utilitas yang diperoleh dari konsumsi x lebih besar dari konsumsi y, maka pilihan optimalnya adalah x. Â Sebaliknya, jika utilitas yang diperoleh dari konsumsi y lebih besar dari konsumsi x, maka pilihan optimalnya adalah y.
Makna dari hasil ini adalah memberikan pedoman dalam pengambilan keputusan konsumsi berdasarkan tingkat utilitas dan anggaran yang tersedia. Â Dalam hal ini, kita dapat menentukan alokasi pendapatan yang optimal untuk memaksimalkan tingkat kepuasan yang diberikan oleh fungsi utilitas. Â Keputusan yang diambil akan bergantung pada perbandingan utilitas yang diperoleh dari masing-masing pilihan konsumsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H