Mohon tunggu...
MONICA APRILLIA
MONICA APRILLIA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama : Monica Aprillia Nim, NIM : 46121120044, Mata kuliah : Kewirausahaan I, Dosen : Prof. Dr. Apollo, Ak., M.Si. Program Studi S1 Psikologi Universitas Mercubuana Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB1_Pentingnya Berwirausaha, Makna, Hakikat, dan Perspektif Kewirausahaan dari Sejarah

9 April 2023   19:20 Diperbarui: 9 April 2023   21:27 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber dari Slideshare

Budaya kolektif masyarakat yang kuat cenderung berkompromi sehingga munculnya ide-ide baru terhambat. Hal ini diperlukan bagi entrepreneur sebagai inovator, yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi, dan pengendalian diri (Schumpeter, Niehouse, Rotter dalam Benedicta, 2003:64).

Indonesia adalah negara feminin, interaksi sosial dan keharmonisan dianggap penting. Mereka mencegah tumbuhnya bahan untuk memaksimalkan peluang (dalam Benedicta Drucker, 2003:64) dan sifat asertif yang penting bagi keberhasilan pengusaha (Plotkin dalam Benedicta, 2003:64).

Hasil penelitian dan opini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki karakteristik budaya yang berpotensi menghambat munculnya perilaku inovatif. Namun, membaca krisis ekonomi Indonesia yang berkepanjangan sejak pertengahan 1997, menunjukkan bahwa usaha kecil justru muncul sebagai penyelamat ekonomi, temuan ini cenderung menganggap budaya Indonesia sebagai hambatan untuk berwirausaha perlu ditinjau ulang (Benedicta, 2003:65). Fenomena menunjukkan bahwa karakteristik yang berbeda dalam sikap sosial dan budaya masyarakat telah mempengaruhi perekonomian.

Pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah seringkali dikaitkan dengan tingkat wirausaha masyarakat di daerah tersebut. Perilaku ekonomi sekelompok orang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di tempat masyarakat itu berada.

Kemudian dilihat perekonomian suatu daerah dapat lebih maju dibandingkan dengan daerah lainnya (Carree dan Thurik, 2002). Wirausaha sendiri merupakan pilihan yang banyak dipengaruhi oleh faktor budaya yang berakar pada kuatnya individu sebagai anggota masyarakat dan lingkungan (Morrison, 2000).

Budaya dibentuk oleh komunitas agama masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat, kondisi politik, sejarah keluarga, budaya lain yang mempengaruhi model panutan dalam masyarakat, dan karakteristik individu. Budaya dapat dibatasi dalam ruang lingkup individu, bisnis, regional atau nasional (Morrison, 2000).

Budaya juga dipengaruhi oleh kebijakan budaya, ekonomi, struktur kelas, dan keberadaan lembaga baik formal maupun nonformal dalam masyarakat. Kebudayaan suatu masyarakat dapat dilihat dari ideologi masyarakat, sikap, perilaku, nilai-nilai yang berlaku, dan harapan yang menjadi aspirasi masyarakat yang berkembang (Morrison, 2001).

Terdapat 5 (lima) dimensi budaya yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan aspek-aspek perilaku pada kelompok budaya yang berbeda. Dimensi budaya itu sendiri didefinisikan sebagai aspek budaya yang dapat diukur relatif terhadap budaya lain. (Hofstede, 1994).

Empat dari lima dimensi budaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) individualisme, (2) maskulinitas, (3) penghindaran ketidakpastian, dan (4) orientasi jangka panjang. Wirausahawan memiliki ciri-ciri tertentu seperti yang dijelaskan oleh McClelland dalam bukunya Achieving Society (1961), seperti sikap bertanggung jawab, kemampuan berorganisasi, kreatif, inovatif, memiliki pengetahuan tentang kemungkinan hasil dari keputusan yang diambil, berwawasan jauh atau berorientasi ke depan, dan berusaha untuk mengantisipasi kemungkinan di masa depan. Ada hubungan yang jelas antara faktor budaya dan sosial tertentu yang menyebabkan kewirausahaan dimulai di masyarakat.

Masyarakat suatu negara (tingkat makro) cenderung memiliki kesamaan dalam budaya, tetapi pada tingkat mikro atau individu ada atribut tertentu yang menunjukkan perbedaan budaya. Melalui interaksi sosial, atribut-atribut tersebut dapat disebarkan menjadi seperangkat karakteristik, sikap, perilaku dan nilai yang perlahan menjadi karakter publik (Morisson, 2000). Budaya atau perilaku individu dapat menjadi pemicu tumbuhnya masyarakat yang dapat mendorong tumbuhnya kewirausahaan, atau sebaliknya. Kerangka berpikir dalam makalah ini ditunjukkan pada

Gambar 1. sumber gambar by Rida Zuraida

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun