Mohon tunggu...
Cerpen

Cerpen Sejarah | Arloji

7 November 2017   19:59 Diperbarui: 7 November 2017   20:04 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tanggal 16 oktober," mia berusaha berfikir apa yang akan terjadi pada tanggal tersebut. Gio yang masih melahap makananya, secara tiba tiba mengucapkan sesuatu.

"Pada tanggal itu bangsa Indonesia mulai kerja paska, pokok nya semua dipaksa deh."

"Pertama banyak laki-laki Indonesia yang diambil lalu dipindahkan ke Burma, kedua secara paksa tentara jepang mengambil kebutuhan keluarga yang tinggal di Indonesia, yang terakhir yaitu jepang menjadikan perempuan Indonesia menjadi 'wanita penghibur' mereka," lanjut rose.

1943 pada tahun ini lah mereka melihat ada nya romusa yaitu kerja paksa yang dilakukan oleh jepang terhadap Indonesia. Mereka melihat kesusahan bangsa Indonesia yang bekerja. Bahkan mereka mati karna kelaparan. Tidak seperti sekarang, Indonesia sudah merdeka. Bangsa Indonesia lelah untuk di tindas oleh bangsa lain. Mereka melihat bertapa sulitnya Indonesia ini untuk merdeka. Bukan hanya untuk para pahlawan atau orang-orang disana, tetapi untuk orang-orang yang berada dimasa yang akan datang nanti. Tetapi apakah kita benar benar bisa memperjuangkan kemerdekaan? Terkadang saat sekolah mereka mangadakan upacara, mereka akan mengobrol satu sama lain. saat mengadakan hari kemerdekaan indonesiapun ada yang tidak tertarik atau mengikuti acara tersebut. Mereka  mulai serius dalam menontonnya.

Pada akhirnya, arloji itu berhenti mengeluarkan cahaya, mereka bingung dengan apa yang mereka lakukan. Apakah mereka hanyalah mimpi, atau memang terjadi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun