95.3% peserta didik menyatakan aktivitas belajar selama 1 tahun ini bermanfaat dan menyenangkan, 89.3% menyatakan bahwa cara mengajar guru menyenangkan dan kreatif, 74.7% peserta didik menyatakan bahwa materi yang dipelajari bermanfaat bagi kehidupan mereka sehari-hari, dan 61.7% peserta didik menyukai belajar dengan memanfaatkan teknologi, lebih spesifik handphone.
Peserta didik juga menyatakan bahwa mereka lebih suka belajar berkelompok dibandingkan belajar sendiri dan individu. Ada 67.6% peserta didik yang menyatakan hal ini.
Kemudian 13.8% menyatakan bahwa mereka suka dengan cara belajar berpasangan, sisanya menyatakan lebih suka belajar mandiri.
Peserta didik juga menyatakan bahwa mereka lebih suka belajar dengan bimbingan guru (86.6%), artinya keberadaan guru tidak dapat ditinggalkan dari aktivitas belajar peserta didik.
Data tersebut didapat dari refleksi belajar yang saya sematkan di bagian akhir soal saat pelaksanaan Penilaian Sumatif Akhir Tahun (PSAT). Saya klaim bahwa data ini valid karena diisi langsung oleh peserta didik dan tidak berpengaruh terhadap nilai atau jawaban yang diberikan peserta didik saat mereka memilih jawaban yang diinginkan.
Mengapa refleksi? Pentingkah refleksi? Apa manfaatnya?
Refleksi adalah bagian penting dari rangkaian proses belajar peserta didik bersama guru selama aktivitas pembelajaran.
Dengan refleksi, guru akan mengetahui sampai sejauh mana peserta didik telah berhasil mengikuti aktivitas pembelajaran bersama guru.Â
Melalui refleksi, guru juga menjadi tahu apakah tujuan pembelajaran yang dirancang telah berhasil dicapai atau belum. Jika telah berhasil, tentu ada indikator dan rubrik yang telah disusun yang menjadi kriteria bahwa tujuan itu tercapai. Jika tidak, guru juga akan dapat melakukan refleksi dan menentukan tindakan apa yang harus dilakukan sehingga tujuan pembelajaran yang ditetapkan dapat dicapai sesuai dengan yang direncanakan.