Dengan mayoritas responden adalah investor pemula, modal investasi kripto yang digunakan 80% dimulai dari jumlah kecil, yakni Rp100.000 dan maksimal Rp1.000.000. Periode transaksi kripto yang dilakukan pun masih terbatas dengan 62,4% responden trading kripto sekali sebulan. Hanya 13,6% investor yang melakukan transaksi kripto setiap hari.Â
Survei ini juga menunjukkan besarnya peran referral atau teman saat berinvestasi kripto. Sebanyak 62,8% responden melakukan trading kripto dengan saran atau strategi dari orang lain. Dan 58% saran tersebut berasal dari teman. Sedangkan responden yang mendapatkan saran dari sesama trader atau konsultan kripto professional masing-masing sebanyak 39%.Â
Dari segi platform trading kripto, kinerja tiga exchange resmi terbesar di Indonesia mendapatkan kepercayaan dari para investor. Sebanyak 37,3% trading menggunakan Tokocrypto, 24,6% menggunakan Indodax, dan 23% investasi kripto melalui Pintu.Â
Berdasarkan hasil survei diketahui 71% responden belum berinvestasi kripto dengan beberapa alasan. Mayoritas 79,7% mengatakan tidak berinvestasi kripto karena belum memahami tentang kripto. Sebanyak 40,6% tidak memiliki dana untuk kripto karena adanya keperluan finansial yang lebih mendesak. Diikuti dengan alasan belum tertarik dengan uang digital dan risiko investasi kripto yang tinggi.Â
Dari laporan studi ini, dapat diketahui minimnya literasi kripto di Indonesia. Kondisi ini harus segera dibenahi oleh praktisi dunia kripto Indonesia dengan menyediakan informasi yang cukup dan tepat terkait investasi kripto. Terutama mengenai risiko dan cara kerja trading kripto. Sehingga para investor, baik pemula maupun pengalaman, dapat berinvestasi kripto sesuai dengan profil risiko, tujuan investasi, dan kemampuan finansialnya.
Ketentuan jika kamu ingin menggunakan data survei ini:
- Harap sebutkan MoneyDuck sebagai sumber data.
- Cantumkan juga tautan https://moneyduck.com/id/about/ sebagai sumber data.