Sweet Bean merupakan film yang berasal dari negeri sakura Jepang. Film Sweet Bean diadaptasi dari buku yang berjudul An karya Tetsuya Akikawa yang dipublikasikan pada tahun 2013. Sweet Bean merupakan film yang dirilis pada tahun 2015 yang disutradarai oleh Naomi Kawase, film yang berdurasi 113 menit ini dibintangi oleh Kirin Kiki sebagai nenek Tokue, Masatoshi Nagase sebagai Sentaro, dan Kyara Ucida sebagai Wakana. Film ini terpilih sebagai film pembuka dalam sesi Un Certain Regard dalam Festival Film Cannes 2015 dan juga sesi film kontemporer dunia di festival film Toronto 2015.
Cerita diawali dengan seorang pria yang sedang berjalan menaiki tangga dengan sebatang rokok diujung bibirnya sambil memandang langit. Setelah selesai melakukan rutinitas paginya ia berjalan menuruni tangga dan membuka sebuah pintu, memakaikan apron, menuangkan tepung dan memecahkan telur.Â
Scene beralih keseorang nenek yang sedang berjalan dikeramaian. Ternyata pria itu adalah seorang pemilik toko Dorayaki yang bernama Sentaro. Seorang nenek datang menghampiri toko menanyakan brosur yang ditempel di toko. Ternyata sentaro sedang mencari seseorang untuk dipekerjakan. Yang tertarik hanyalah nenek berusia 76 tahun. Nenek itu bernama Tokue Yoshii yang rela dibayar 300 yen perjam padahal sentaro menawarkan 600 yen perjam, akan teteapi sentaro tetap menolak mempekerjakannya dengan dalih itu akan menyakiti punggungnya dan memberikan Dorayaki jualannya secara gratis.
Nenek Tokue datang kembali ketoko Sentaro, dan memberikan selai kacang merah buatannya. Awalnya Sentaro membuang selai itu, akan tetapi dia mengambil selai itu dan mencicipinya. Singkat cerita nenek Tokue diterima bekerja hanya untuk membuat selai. setelah Sentaro mengganti selai kacang merah, Dorayaki buatannya ramai pembeli, bahkan sampai antri yang membuat Sentaro terkejut, karena hal itu pertama kali terjadi.Â
Beberapa hari kemudian toko Dorayaki Sentaro tidak ada pembeli, hal itu dikarenakan menyebarnya bahwa Sentaro mempekerjakan seorang yang berpenyakit hansen. hal itu yang membuat nenek Tokue berhenti dari toko. Wakana yang berkunjung ketoko dan melihat Sentaro yang murung, mengajaknya berkunjung ketempat nenek Tokue. Dari kunjungan mereka Wakana mengatakan candaan mengenai Dorayaki asin yang membuat Sentaro ide untuk menjualnya. masalah baru muncul ketika pemilik ingin merombak toko untuk keponakannya.Â
Sentaro bersama Wakana kembali mengunjungi nenek Tokue, yang ternyata telah meninggal. Nenek Tokue meninggalkan rekaman yang dapat meyakinkan Sentaro untuk membuat Dorayaki dengan selai kacang merah buatannya sendiri. Di akhir film menunjukkan taman yang sedang ramai dikunjungi keluarga yang membawa anak-anak mereka. "Dorayaki Datang dan Ambillah" ucap Sentaro. Seorang anak datang menghampiri dan membeli 10 Dorayaki. Akhirnya Sentaro dapat membuat Dorayaki dengan isian kacang merah buatannya sendiri.
"Setiap orang memiliki cerita" ucap nenek Tokue pada salah satu dialog bersama Sentaro. Pada film ini ada tiga pemain yang paling disorot pada film ini yaitu: Sentaro, Nenek Tokue, dan Wakana.
Sentaro hanya mengelola toko, bukan pemilik toko itu. Sentaro memiliki utang pada pemilik toko, itu adalah alasan Sentaro membuka toko Dorayaki padahal dia tidak pandai dalam membuat isian selai kacang merah pada Dorayaki, juga tidak menyukai makanan yang manis. Hal itu ditunjukkan pada menit-menit terakhir film diketahui bahwa Sentaro pernah di isolasi dari masyarakat. Itu terjadi tiga tahun sebelum dia bekerja ditoko Dorayaki. Hal itu terjadi ketika ia bekerja di sebuah pub, berusaha menengahi perkelehaian, yang justru membuat Sentaro melakukan kekerasan, yang membuat seseorang mengalami cacat berat. Ketika Sentaro dipenjara ibunya datang mengunjunginya, akan tetapi ibu Sentaro meninggal sebelum ia dibebaskan. Saya merasa Sentaro seperti melihat sosok ibunya pada nenek Tokue sehingga sulit memecat nenek Tokue ketika di peringati pemilik toko. Dan sangat sedih ketika nenek Tokue sudah tidak bekerja lagi di toko.
Nenek Tokue merupakan pasien Hansen. Di Jepang orang yang menderita penyakit ini di isolasi jauh dari masyarakat bahkan dari keluarga mereka sendiri. pada film juga menceritakan bahwa nenek Tokue mulai tinggal di tempat isolasi kira-kira sejak seusia Wakana. Ketika ia datang bersama kakaknya, dan dinyatakan mengidap penyakit hansen, ia ditinggalkan kakaknya, barang-barang yang dibawa, dan baju yang dikenakan dibuang padahal ada satu blus rajutan putih buatan ibunya juga dibuang. Pasien dengan penyakit ini hanya boleh menikahi sesama mereka makanya, nenek Tokue juga menikah dengan sesama pasien Hansen dan ia pernah hamil tetapi tidak dibolehkan, hal itu yang membuat nenek Tokue memiliki ikatan dengan Sentaro, karena jika anaknya lahir akan seusia Sentaro. Karena besarnya stigma negatif mengenai penyakit hansen di Jepang, ketika mereka meninggal, mereka tidak di ijinkan memiliki batu nisan, jadi ketika salah satu dari mereka meninggal mereka menanam batu nisan. Karena nenek Tokue sangat menyukai bunga sakura akhirnya mereka menenam pohon sakura.
Wakana seorang anak sekolah yang selalu diberikan Sentaro dan nenek Tokue sisa kue dorayaki. Wakana adalah penghubung antara Sentaro dan nenek Tokue. pada film ini Wakana diceritakan seorang anak sekolah yang tidak akur dengan ibunya. Karena perekonomian yang kurang mampu Wakana dimintai ibunya untuk tidak melanjutkan sekolahnya. Hal yang paling membuat Wakana merasa bersalah pada nenek Tokue dan Sentaro, karena ia menceritakan mengenai tangan nenek Tokue kepada ibunya. Dan rumor itu dengan menyeramkan cepat menyebar luas. Itulah alasan mengapa Wakana sangat sedih melihat Sentaro dan kabur dari rumah berusaha membantu Sentaro, dengan mengajaknya ketempat tinggal nenek Tokue.