Mohon tunggu...
Monica Kasihana
Monica Kasihana Mohon Tunggu... Mahasiswa - IG : @cerfdoux | www.cerfdoux.blogspot.com

Lulusan Sarjana Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Review Book: Pembagian Kerja secara Seksual

23 Desember 2021   15:43 Diperbarui: 23 Desember 2021   16:25 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Bagi kaum Feminis Liberal, ada dua cara untuk mencapai penyamarataan gender. Pertama, melakukan pemdekatan psikologis dengan cara membangkitkan kesadaran individu. Cara ini dilakukan dengan membentuk kelompok diskusi yang membicarakan pengalaman-pengalaman wanita pada masyarakat yang dikuasai laki-laki. Kedua, menuntut pembaharuan -- pembaharuan hukum yang tidak menguntungkan wanita, supaya derajat wanita sama rata dengan laki-laki. Gerakan yang kedua, Kaum Feminis Radikal. Kaum ini menganggap bahwa faktor utama yang menjadi penyebab pembagian kerja secara seksual adalah sistem patriarkial. Gerakan feminis radikal dapat didefinisikan sebagai gerakan wanita yang berjuang di dalam realitas seksual dan kurang pada realitas lainnya. Kaum ini mempersoalkan bagaimana caranya untuk menghancurkan patriarki sebagai sebuah nilai yang melembaga di dalam masyarakat. Kaum ini sering disebut dengan kaum feminis lesbian. Inti dari politik kaum Feminis Lesbian adalah berusaha menunjukkan bahwa hubungan heteroseksual sebagai suatu lembaga dan ideologi merupakan benteng utama dari kekuatan laki-laki (Brunch, 1975:52). Kaum kedua yaitu kaum Radikal. Kaum ini cenderung memusuhi kaum laki-laki, karena itu kaum radikal seakan-akan tidak bisa atau tidak mau melihat sistem patriarkial juga menindas wanita. Gerakan yang ketiga yaitu kaum feminis sosialis. Kaum ini memberi perhatian yang besar pada kondisi sosial ekonomi.

Kelebihan isi buku karangan Budiman ini mampu menjelaskan 5 (lima) teori besar mengenai pembagian kerja secara seksual antara Wanita dan Pria secara singkat dan efektif untuk dibaca dalam 56 halaman saja. Buku tipis namun memberi wawasan luas tentang peran Wanita dalam masyarakat ini, membahas setiap teori dengan kalimat yang cukup jelas sehingga mampu dipahami pembaca. Apalagi di setiap akhir penjelasan teori per bab-nya dicantumkan sebuah gambar atas setiap bahasan. Hal tersebut memberi pengertian lebih dalam tentang penggambaran peran wanita yang cukup menarik untuk diperhatikan. Namun dalam memahami setiap teori yang diuraikan Budiman, isi buku ini tidak cukup lengkap untuk dipahami lebih dalam lagi tentang seperti apakah peran wanita dalam kehidupan bermasyarakat. Masih ada kata atau kalimat yang mencoba menjelaskan maksud tertentu namun terbatas untuk dibaca oleh kalangan remaja atau orang awam, mungkin masih dibutuhkan pengertian yang lebih sederhana supaya maksud penulis tersampaikan dengan tepat.

Menurut saya, buku karangan Arief Budiman yang berjudul Pembagian kerja secara seksual (sebuah pembahasan sosiologis tentang peran wanita di dalam masyarakat) cukup menarik untuk dijadikan tambahan wawasan dan pengetahuan tentang apa dan bagaimana pembagian kerja wanita tentang perannya secara genetis, teoritis, sosiologis dalam kehidupan bermasyarakat. Wanita dianggap makhluk yang lemah secara genetis sehingga perannya hanya bisa bekerja mengurus rumah tangga saja. Bahkan wanita dipandang sebagai objek untuk dikuasai oleh Laki-laki. Ada juga hal dimana laki-laki mulai ingin menguasai wanita secara keseluruhan hingga ingin membuktikan kesanggupannya dalam bersetubuh dengan wanita sebagai lawannya tersebut supaya wanita percaya akan keperkasaan dan kekuasaannya.dalam pembagian kerja secara seksual, penulis mencoba menjelaskan bahwa wanita bukan iri pada alat kelamin laki-laki tetapi iri akan hak hak yang dimiliki laki-laki dari kekuasaan sosial dalam masyarakat. Hak sosial dimana pembagian kerja diantara mereka itu tidak menguntungkan pihak Laki-laki saja, tetapi ada keseimbangan peran kerja. Wanita selalu menunjukkan bahwa mereka dapat tidak bergantung pada kaum laki-laki sebagaimana teori yang telah dijelaskan diatas. Buku ini juga menjelaskan bagaimana Laki-laki sangat mudah untuk melihat bahwa kekuasaannya atas wanita merupakan kekuasaan hegemoni atau kekuasaan yang diperoleh dengan persetujuan dari orang yang dikuasai. Jadi sadar atau tidak sadar, wanita dianggap menerima dan menyetujui kekuasaan laki-laki adalah suatu yang wajar. Pada akhirnya, jika kita pahami dengan era saat ini, pembagian kerja secara seksual merupakan hal yang penting untuk dipelajari, dipahami bukan hanya untuk kaum wanita tapi juga kaum laki-laki. Hal tersebut dimaksudkan supaya tercipta lingkungan masyarakat yang tetap merasakan keadilan antar pihak dan rasa kerjasama yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun