Mohon tunggu...
Mona Regina
Mona Regina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Unpar

Seorang mahasiswi dari Universitas Katolik Parahyangan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Geladi Hominisasi

4 Oktober 2022   21:36 Diperbarui: 4 Oktober 2022   22:01 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

        

whatsapp-image-2022-10-02-at-09-49-24-633c467da5a239041c70e312.jpeg
whatsapp-image-2022-10-02-at-09-49-24-633c467da5a239041c70e312.jpeg
  Universitas Parahyangan atau yang sering kali disebut sebagai UNPAR merupakan salah satu dari banyaknya Universitas swasta ternama di Indonesia dengan segudang prestasi dalam bidang akademik maupun non-akademik. Untuk mencapai prestasi-prestasi itu, tentu diperlukan suatu usaha yang besar dalam prosesnya. Salah satu cara yang diberikan oleh UNPAR kepada mahasiswa-mahasiswinya adalah dengan memberikan Geladi Hominisasi. Apa itu Geladi Hominisasi dan bagaimana proses Geladi Hominisasi ini berlangsung, saya akan menjelaskannya di sini.

          Pertama-tama, saya akan mengenalkan terlebih dahulu sedikit pengertian dari Geladi Hominisasi serta tujuannya. Geladi Hominisasi merupakan program yang diselengarakan oleh Divisi Pengembangan Potensi Insani, Lembaga Pengembangan Humaniora, UNPAR.  Tujuan dari kegiatan ini ialah mahasiswa mampu memahami identitas dirinya.  Identitas tersebut diolah dalam bentuk Geladi Hominisasi sebagai latihan penyadaran bahwa kita adalah manusia yang berakal budi (logis), bersosial (warganegara), dan bersimbol (bahasa Indonesia). Mahasiswa berlatih menggunakan keterampilan bahasa dan logikanya melalui berbagai dinamika dalam geladi ini untuk mengasah akal budi dan kemampuan menyusun argumen.

          Setelah membahas gambaran secara umum mengenai Geladi Hominisasi, selanjutnya saya akan menjabarkan bagaimana proses Geladi ini berlangsung. Sekitar tiga hari sebelum Geladi dilaksanakan, saya menerima email mengenai tugas Pra Geladi Hominisasi. Dimana tugas tersebut memberikan syarat agar bisa mengikuti Geladi. Tapi jangan khawatir, tugas yang diberikan tidak sesulit yang saya kira. Kami hanya diminta untuk menyimak lagu "Indonesia Raya" tiga stanza lalu mencari serta menjelaskan syair yang menarik bagi kami dan untuk tugas satunya lagi kami diminta untuk menonton salah satu dari sepuluh pilihan film dokumenter singkat di Youtube lalu menjawab beberapa pertanyaan terkait film yang telah kami tonton sebelumnya.

          Kemudian sehari sebelum acara Geladi Hominisasi diadakan, saya kembali menerima email berupa link zoom dan juga detail petunjuk mengenai beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh seluruh peserta Geladi Hominisasi pada tanggal 2 Oktober 2022. Selain itu, saya juga mendapatkan informasi bahwa kami dibentukkan kelompok oleh panitia Geladi. Untuk kelompok saya sendiri, terdiri dari tujuh orang. Saya dan teman-teman saya yang lain tergabung dari berbagai fakultas serta jurusan yang berbeda. Kami juga tidak saling kenal satu sama lain sebelumnya. Hal ini cukup membuat saya gugup untuk bertemu dengan teman-teman baru.

          Saat hari Geladi Hominisasi tiba, saya diberikan beberapa bekal pengarahan dari kakak serta Bapak/Ibu pembina. Beberapa contohnya seperti, pengertian serta tujuan Geladi Hominisasi diadakan, dan materi seperti apa yang sebaiknya dibawakan oleh para mahasiswa ketika waktu berunding bersama kelompok habis. Setelah itu, saya dan teman-teman saya yang berada di zoom pun dipersilahkan untuk memasuki breakout room sesuai kelompoknya masing-masing.

          Sesampainya di breakout room, saya dan keenam teman saya lainnya dibimbing oleh salah satu mentor dengan cara memperkenalkan diri masing-masing. Kebanyakan dari kami berasal dari Bandung, dan hanya tiga orang saja yang berasal dari luar Bandung. Pada tahap ini, kami segera menyusun bagian-bagian dalam presentasi untuk topik yang diberikan kepada kelompok ini. Menurut saya pribadi, rasanya sangat sulit membangun hubungan sedekat itu dan dalam waktu sesingkatnya agar bisa menggabungkan beberapa ide dari setiap anggota. Terlebih lagi, acara yang dilakukan secara online membuat interaksi kami terasa kurang. Meskipun kami bisa saling bertatap muka, namun rasanya masih ada yang kurang jika kami tidak benar-benar bertemu.

          Selang empat puluh lima menit, kami kembali ditarik menuju zoom utama sebagai tanda bahwa waktu diskusi kami telah habis. Untuk sepuluh menit ke depan, kami diberikan jeda istirahat agar bisa bersantai sejenak sebelum nantinya kami akan dibagi kembali menuju breakout room bersama kelompok yang lain untuk mempresentasikan hal apa saja yang telah kami diskusikan. Kelompok saya dikumpulkan bersamaan dengan dua kelompok lainnya. Merekalah yang mempresentasikan hasilnya terlebih dahulu sebelum akhirnya kelompok saya yang melakukannya.

          Hasil presentasi kelompok-kelompok lain sangatlah menakjubkan. Ada yang melalui percakapan podcast, lalu ada juga yang melakukannya melalui debat singkat. Presentasi kedua kelompok tersebut terlihat sangat menakjubkan dengan segala improvisasi yang mereka lakukan. Seperti sungguhan, yang mana ekspresi serta nada bicara yang mereka pakai juga sudah sesuai dengan perannya masing-masing.

          Lalu saat kelompok saya tampil, hasilnya tidak sesuai dengan yang seharusnya. Namun menurut saya, hal itu sebanding dengan latihan yang sebelumnya kami lakukan. Saya juga merasa kelompok kami kurang cocok satu dengan lainnya, atau mungkin juga kami belum mencoba saling mendekatkan diri agar ide yang kami berikan bisa dikolaborasikan dalam satu jalan cerita yang unik. Meskipun begitu, setidaknya kami sudah berusaha melakukan yang terbaik pada waktu presentasi diadakan.

          Secara keseluruhan, acara ini sudah sangat benar untuk diberikan kepada mahasiswa-mahasiswi sebagai latihan di dunia kerja nantinya. Kami tidak tahu apa yang menunggu kami selanjutnya, apakah itu kami harus berpikir kritis dalam waktu singkat, apakah itu kami harus beradaptasi dengan orang lain dengan cepat, atau apakah itu kami harus bisa berbicara di depan umum tanpa teks (improvisasi). Selesai saya mengikuti Geladi, saya dapat menyadari betapa pentingnya beberapa hal tadi untuk diri saya kedepannya. Selain itu, setelah mengikuti Geladi Hominisasi, saya berpikir bahwa penting adanya menggunakan logika dan bahasa sebagai warga negara karena logika agar kita tidak mudah ditipu atau dipengaruhi hal-hal buruk oleh seseorang, dan pentingnya bahasa adalah agar kami merasakan sebagai satu kesatuan sebab samanya bahasa yang kami pakai.

          Dari Geladi Hominisasi juga, saya menyadari beberapa manfaat penting yang patut disorot dalam tulisan ini. Manfaat yang pertama adalah bahwa kemampuan beradaptasi satu dengan manusia lain itu sangat penting (dalam kerja kelompok), lalu kemampuan berbicara di depan umum (pemahaman materi sehingga dapat melakukan improvisasi), dan kemampuan berpikir kreatif (bagaimana caranya membuat orang tertarik terhadap presentasi yang kami sajikan). Walaupun beberapa kemampuan ini jarang tersorot, akan tetapi kehadirannya sangat penting bagi individu yang siap memasuki dunia kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun