Mohon tunggu...
Monang Ranto Vaber Simamora
Monang Ranto Vaber Simamora Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Suami dari seorang istri dan seorang gembala jemaat.

Perintah itu pelita, ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Alkitab (Bukan) Apa Kata ...

8 Desember 2022   08:15 Diperbarui: 14 Desember 2022   06:47 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkitab bukan tentang apa kata tokoh agama lain. Tokoh agama tertentu berkata bahwa Alkitab itu sudah dipalsukan, dalam Alkitab ada nama nabi mereka dan sederet klaim lainnya. Biasanya mereka ini mengutip kitab suci, tapi itu sama sekali bukan apa kata Alkitab tentang dirinya sendiri. Sebab mereka mengutip Alkitab untuk mendukung kesesatan mereka saja.

Banyak Jemaah yang tidak memakai akal budi mereka dalam beriman. Mereka lebih percaya pada rohaniawan agama mereka tentang ajaran agama lain dibanding dengan tokoh agama lain tersebut. Ini ibarat seorang Pendeta Hindu yang merasa lebih paham ajaran Muslim dari pada seorang Ustadz atau seorang Ustadz yang merasa lebih paham ajaran Budha dari pada seorang Biksu. Jelas ini tidak benar.

Para agamawan lainnya berkata Alkitab dan semua kitab-kitab suci agama lainnya sama-sama dari Tuhan. Orang-orang ini berpikir, dengan berkata salah seperti itu dapat mendamaikan Alkitab dan kitab-kitab suci lainnya. Mereka mencoba melakukan pendekatan "win-win solution pada Alkitab". Tetapi, ini adalah perkataan kaum liberalis dan kaum Polytheis, ini bukan apa kata Alkitab tentang dirinya sendiri. Alkitab berkata Dia adalah nafas/ilham Allah sementara semua kitab lainnya tidak berasal dari Roh Kudus.

  • Konteks (saat ini)

Alkitab bukan tentang apa kata "situasi atau peristiwa tertentu". Maraknya jenis teologi disebabkan oleh peristiwa atau situasi tertentu. Kita mengenal adanya teologi pembebasan, teologi kucing dan anjing, teologi kemakmuran, teologi perjanjian dan lain sebagainya. Semua teologi ini membawa konsepnya lebih dahulu melalui peristiwa atau situasi. Melalui konteks dan situasi setempat beberapa orang cerdik mengambil dasar Alkitab untuk menguatkan "teologi situasi" yang mereka gagas dan jadilah teologi kontekstual.

Konteks atau situasi saat ini tidak dapat membentuk Alkitab. Alkitablah yang menentukan benar tidaknya sebuah ajaran dalam konteks budaya atau situasi tertentu, dengan kata lain kontekslah yang mengikuti Alkitab bukan Alkitab yang harus tunduk pada konteks atau situasi.

  • Gereja (saat ini)

Alkitab bukan tentang apa kata gereja (tertentu) saat ini. Ada gereja yang memiliki tradisi yang cukup lama, golongan ini paling suka mengklaim paling tua, Alkitab berasal dari mereka dan sederet klaim lainnya. Mengapa gereja tertentu mempropaganda para jemaat akan tradisi tua mereka? Karena hanya itulah senjata yang tersisa untuk menyakinkan orang lain akan posisi gereja mereka. Selain tradisi, gambar-gambar dan patung-patung, mereka tidak memiliki apa-apa lagi.

Alkitab bukan tentang apa kata gereja. Tidak ada satu gereja pun bisa mengklaim bahwa Alkitab adalah sesuai dengan pandangan mereka, sebab Alkitab sudah lebih dahulu ada sebelum gereja mereka ada. Bahkan gereja dalam zaman para rasul tidak memiliki hak menentukan apa yang Alkitab katakan dan apa yang Alkitab tidak katakan. Seperti jemaat Korintus, jemaat Galatia yang masih memiliki beberapa pengajaran yang salah tidak memiliki hak menentukan apa yang Tuhan firmankan, apa lagi gereja-gereja setelah mereka.  

  • Saintis, Psikolog, dokter dll

Alkitab bukan tentang apa kata orang yang ahli dalam bidang ilmu tertentu seperti Biologi, Sains, Botani, Psikologi, Neurologi dll. Para ahli hanyalah manusia yang menyusun ilmu yang mereka rangkai dan ciptakan sendiri berdasarkan pemahaman mereka. Melalui jurnal ilmiah kita melihat perkembangan dalam setiap ilmu. Ilmu berkembang karena adanya kesalahan dan ketidaktepatan atau ketidakbermanfaatan serta pertentangan antara teori yang satu dengan teori yang lain.

  • Ranto V. Simamora

Alkitab bukan tentang apa kata Ranto V. Simamora, karena Alkitab bukan perkataan saya, tapi perkataan Tuhan. Opini saya pribadi tidak penting sama sekali, yang dapat saya lakukan adalah mengaminkan dan mengatakan apa yang Tuhan katakan. Saat Tuhan berkata "firman itu telah menjadi manusia" saya mengaminkannya. Saat Tuhan berkata "Pada mulanya adalah firman" saya percaya itu. Saat Alkitab mencatat orang yang percaya Yesus pasti selamat, saya menyetujuinya. Saat Alkitab mencatat Surga dan Neraka itu nyata dan kekal, saya percaya itu.

Singkatnya dengan pikiran sehat yang berlandaskan firman, saya percaya apa yang Tuhan firmankan adalah kebenaran. Sekiranya saya "berubah" tidak setuju pun, kebenaran tetap sebagai kebenaran, ketidaksetujuan saya atau manusia lainnya terhadap Alkitab tidak mengubah kebenaran, sebab kami bukanlah kebenaran.

  • Tuhan Yesus Kristus

Alkitab adalah tentang apa kata Tuhan Yesus. Sebab Alkitab adalah perkataan yang dinafaskan oleh Roh Kudus kepada penulis sehingga mereka dapat menuliskannya dalam berbagai media (Batu, Kulit binatang, Tembikar dan Papirus). Alkitab berkata tentang dirinya sendiri dalam II Timotius 3:16 "Semua tulisan (dalam Alkitab) dinafaskan oleh Allah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun