Mohon tunggu...
Monang Ranto Vaber Simamora
Monang Ranto Vaber Simamora Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Suami dari seorang istri dan seorang gembala jemaat.

Perintah itu pelita, ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menari dalam Ketidaktahuan

22 Oktober 2022   21:29 Diperbarui: 22 Oktober 2022   21:36 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa huruf dan kata ada

Membuat aku mengetahui apa yang tidak aku tahu

Ini semua berawal dari kehampaan

Aku tidak tahu apa yang tidak aku tahu.

Sekarang aku tidak bisa tidak tahu

Dari mana munculnya tahu

Dan mengapa setelah aku tahu

Aku tidak bisa tidak tahu.

Apakah bisa tidak tahu

Bagaimana caranya untuk tidak tahu

Ah, untuk tidak tahu pun aku tidak bisa

Padahal aku bukan yang maha tahu.

Yang maha tahu pun tidak bisa tidak tahu

Mungkinkah aku juga yang maha tahu

Karena aku tidak bisa tidak tahu

Minimal hal-hal yang telah aku tahu.

Tapi apa yang ku tahu itu terbatas

Terbatas dalam ketidaktahuan yang aku tahu

Andai aku tahu apa yang tidak aku tahu

Aku berpikir tidak tahu itu membuat bahagia.

Tapi aku masih bisa lupa apa yang aku tahu

Lupa kan bukan tidak tahu

Dia hanya sesuatu yang tidak  kuingat

Tidak ingat tidak sama dengan tidak tahu.

Aku tahu ada yang maha tahu

Tapi setelah ku tahu Dia tidak bisa tidak tahu

Maka aku berpikir, apa itu tahu?

Jika tidak bisa tidak tahu, lalu apa itu tidak tahu?

Apakah tahu itu bisa ada tanpa huruf atau kata

Atau apakah "tidak tahu" itu ada?

Kalau "tidak tahu", ada tanpa huruf atau kata

Lalu bagaimana cara menulis "tidak tahu"?

Untuk tahu, aku harus tahu

Untuk tidak tahu, aku harus tidak tahu

Untuk tahu apa yang tidak aku tahu, aku harus tahu

Untuk tidak tahu apa yang aku tidak tahu, aku harus tidak tahu.

Ini bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami

Ini bukan untuk dibaca lalu pergi

Bukan hanya sekedar tahu

Aku tahu, bahwa aku tidak bisa tidak tahu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun