Mohon tunggu...
Monang Ranto Vaber Simamora
Monang Ranto Vaber Simamora Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Suami dari seorang istri dan seorang gembala jemaat.

Perintah itu pelita, ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Seburam buramnya Politik, Dia Tetap Indah

28 April 2022   23:50 Diperbarui: 29 April 2022   21:15 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah politikus muda yang baru lulus kuliah

Ku dengar orang bercerita, politik itu tidak berguna

Ku berkata, kalau begitu mengapa tetap disuka

Ya, karena di sana segudang uangnya.

Lalu kubertanya, tidak adakah yang masih mulia

Yang masih berpegang pada nilai-nilai pancasila

Karena ku lihat masih ada orang-orang jujur di sana

Yang membela kepentingan kita bersama.

Tidak, ingatlah politik itu seni mempermainkan rasa

Siapa yang memiliki uang dialah yang berkuasa

Tunggulah sampai engkau ada di sana

Kamu pun pasti akan berprilaku sama.

Tapi, bukankah ada KPK di sana

Yang memiliki mata elang untuk melihat mangsa

Yang menjebloskan para politikus busuk kita

Ke dalam penjara yang ada AC nya.

Tidak, mengapa engkau sepolos itu cara berpikirnya

Pohon itu dilihat dari buahnya

Jika buahnya masih pada busuk semua

Bagaimana pemerintahan akan damai sentosa.

Apa kamu kira di sana buruk semua

Apa jadinya Indonesia kita

Jika mereka semua bermain uang bersama

Mau ditaruh kemana wajah garuda kita

Anak muda, kamu baru saja lulus kuliah

Nasionalisme mudamu membuatku bangga

Orang sepertimu yang seharusnya jadi pemerintah

Membersihkan politik kita dari orang serakah

Doaku untuk negeri kita tercinta

Semoga orang-orang jujur yang naik tahta

Agar kita dapat sejajar dengan negara adidaya

Membuat ibu pertiwi tersenyum kepada kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun