Kita akan masuk pada eksperimen pikiran orang-orang "gila". Perhatikan kata "gila" di situ mengacu pada mereka yang "cerdik pandai", yang mampu memanipulasi sesuatu yang tidak ada menjadi ada dalam pikiran orang-orang tertentu, tetapi faktanya tidak ada. Sesuatu yang yang dibuat itu hanya ada dalam rangkaian kata tetapi sesungguhnya "sesuatu itu tidak ada".
Untuk memasuki dunia mereka, kita perlu melewati sebuah pintu. Pintu ini disebut "Paradoks". Tahukah anda apa itu paradoks, paradoks itu seperti permen yang tidak memiliki warna. Nah, loh...Permen apa yang tidak punya warna? Paradoks itu seperti bunyi yang tidak memiliki nada. Heem... emang ada bunyi yang tidak memiliki nada? Tidak ada. Permen yang tidak berwarna juga tidak ada. Demikianlah halnya dengan "Paradoks".
Jadi, apa sebenarnya Paradoks itu? Paradoks adalah pernyataan yang seolah-olah bertentangan (berlawanan) dengan pendapat umum, tetapi kenyataannya mengandung kebenaran. Kebenaran apa yang terkandung dalam Paradoks? Kebenarannya adalah "sesuatu yang dijelaskan itu sebenarnya tidak ada." Ketiadaan arti itulah yang membuat Paradoks itu menjadi menarik, dia seperti kotak yang bulat atau kertas putih yang berwarna hitam.
Apakah ada kotak yang bulat? Tidak ada. Apakah ada kertas putih yang hitam? Tidak ada. Kalau putih ya seharusnya tidak hitam atau kalau bulat ya tidak kotak, itu dua hal yang berbeda yang tidak dapat ada pada saat yang sama dan dalam pengertian yang sama. Nah, mengapa kita "tergelitik" dengan kata "paradoks" karena kita bisa mengatakan sesuatu yang tidak ada dengan penjelasan yang panjang lebar. Cukup menarik bukan?
Mari, kita masuk ke "Pintu paradoks"nya. Sebuah pintu yang tidak pernah ada. Tapi diibaratkan ada, untuk menentang sebuah hal. Atau lebih tepatnya untuk menjadi oposisi (lawan) dari satu hal. Apa yang hendak ditentang? Yang hendak ditentang adalah logika umum yang dimiliki oleh semua manusia. Dengan menentang logika umum mereka hendak menciptakan alam semesta yang tanpa Tuhan.
Paradoks inilah yang dipakai oleh kaum atheis untuk menentang keberadaan Tuhan Yesus. Herannya banyak orang berpikir bahwa paradoks itu sesuatu yang ada. Mereka tidak berpikir bahwa paradoks sebenarnya nama lain dari kontradiksi. Kita tahu tidak ada kebenaran dalam kontradiksi. Demikian juga dengan Paradoks, tidak ada kebenaran dalam paradoks.
Dengan kata lain paradoks adalah sesuatu yang tidak mungkin. Dengan sesuatu yang tidak mungkin (paradoks) inilah orang yang tidak percaya Tuhan Yesus menolak keberadaan-Nya. Banyak penjelasan "ketidakmungkinan" dijadikan dasar untuk menolak keberadaan Tuhan Yesus. Di sini kita akan melihat tiga ketidakmungkinan tersebut:
1. Tuhan tidak bisa menjadi diri saya, karena itu Tuhan tidak ada.
Jelas ini sesuatu yang tidak mungkin (paradoks) untuk dilakukan oleh Tuhan. Ini sudah menyalahi hukum logika tentang Identitas. A adalah A pada dirinya sendiri. Tuhan tidak dapat  menjadi sesuatu yang lain yang bukan diri-Nya. Tidak ada hal apapun yang "ada pada dirinya sendiri" sekaligus dia "ada pada diri yang lain" pada saat yang sama dan dalam pengertian yang sama.
Bagaimana dengan Yesus Kristus? Bukankah Tuhan menjadi sesuatu yang lain?   Tidak. Tuhan tidak menjadi pribadi orang lain, Dia menjadi manusia tetapi tidak  menjadi diri orang lain. Dia menjadi manusia tetapi tidak sama dengan menjadi diri orang lain. Tuhan dalam rupa manusia tetapi bukan menjadi saya. Dia adalah Dia dalam wujud manusia-Nya.
2. Tuhan tidak bisa berbohong, karena itu Tuhan tidak ada.
Ketidakmungkinan (paradoks) seperti ini juga dijadikan menjadi dasar untuk menolak keberadaan Tuhan. Kalau Tuhan bisa berbohong maka Dia ada, tapi Dia tidak bisa berbohong karena itu Dia tidak ada. Inilah hasilnya, jika orang memakai paradoks (ketidakmungkinan) untuk menolak keberadaan Tuhan.
Mengapa mereka memakai paradoks untuk menolak keberadaan Tuhan? Karena kalau mereka memakai Logika (hukum-hukum pemikiran), mereka tidak akan bisa membuktikan "Tuhan tidak ada". Karena itulah mereka perlu mengangkat sesuatu  yang tidak mungkin (paradoks) untuk menentang "keberadaan Tuhan.
Tapi, bagaimana jika Tuhan bisa berbohong? Itu tidak mungkin, karena Tuhan  tidak bisa berkontradiksi dengan dirinya sendiri. Tuhan tidak bisa menentang diri-Nya sendiri. Sifat-sifat Tuhan tidak bisa saling kontradiksi. Hukum logika yang  pertama adalah kontradiksi. Dua hal yang saling bertentangan tidak mungkin  dua-duanya benar, salah satu harus salah dan yang lain benar.
3. Tuhan tidak dapat membuat lingkaran yang berbentuk kotak, karena itu Tuhan tidak ada.Â
Dalam dunia logika hal ini sebenarnya tidak ada, karena itu adalah ketidakmungkinan atau yang kita kenal dengan paradoks. Namun beberapa orang menganggap paradoks ini cukup membantu pemikiran mereka untuk menolak keberadaan Tuhan. Mereka mengklaim jika Allah itu maha mampu melakukan segala sesuatu tentu Dia mampu membuat lingkaran yang berbentuk kotak, nah jika Dia tidak mampu membuat "lingkaran yang bentuk kotak" maka Dia tidak ada.
Tetapi Tuhan jenis itu tidak ada. Tuhan Yesus pencipta langit dan bumi tidak ada dalam kontradiksi. Tuhan tidak ada dalam kecatatan berpikir seperti yang ada dalam paradoks. Jika seseorang memakai paradoks untuk berpikir tentang Tuhan maka keanehan akan diisi dan kekacauan akan memenuhi bumi.
Bisa Anda bayangkan jika seseorang memakai cara berpikir paradoks maka  "tuhan itu adalah warna kuning", "tuhan adalah D Minor", "tuhan adalah 3D", "tuhan adalah aku", kita bisa membuat banyak hal lainnya menjadi "tuhan".
Dalam logika (Klasik) paradoks adalah ketidakmungkinan tetapi dalam dunia paradoks ketidakmungkinan membuktikan kesalahan. Dalam dunia paradoks kontradiksi bisa benar. Anda dapat berkata "Tuhan dapat membuat lingkaran yang berbentuk kotak", Anda dapat berkata "Tuhan itu melampaui baik dan benar", Anda juga dapat berkata "Tuhan adalah boneka Barbie". Semua ini bisa benar dalam dunia paradoks (ketidakmungkinan).
Mengapa semua itu bisa benar dalam dunia paradoks, karena dalam dunia paradoks itu adalah ketidakmungkinan yang benar. Tapi kita tahu ketidakmungkinan tidak ada dalam dunia nyata dan terutama dalam logika. Paradoks hanya ada dalam "rangkain kata" karena dia adalah hasil dari "eksperimen pemikiran" belaka.
Sebagai penutup mari kita masuk ke dunia paradoks, agar kita tergelitik bersama.  "Tuhan itu bisa ada dan bisa tidak ada", kalau begitu untuk apa pembuktian  keberadaan Tuhan "jika dia bisa ada dan bisa tidak ada"? ^_^
