Jika Tuhan mati, maka segala sesuatu akan lenyap, kesunyian tidak sunyi lagi, indahnya pelangi dan makanan yang terlezat tidak akan kita nikmati lagi. Kata “Aku mencintaimu” yang merupakan salah satu kalimat terindah, tidak akan kita dengar lagi. Itu jika Tuhan mati dalam pengertian tidak ada lagi (keberadaan-Nya lenyap).
Tapi apakah mungkin Tuhan bisa mati (hilang lenyap)? Tidak mungkin Tuhan mati karena Dialah yang menciptakan kematian. Pencipta kematian tidak dapat mati. Dan Tuhan adalah Roh. Roh tidak memiliki tubuh. Hanya mahluk yang memiliki tubuh yang dapat mati. Karena arti dari mati adalah terpisahnya tubuh dengan roh. Jadi, bagaimana mungkin sesuatu yang tidak memiliki tubuh bisa mati?
Lalu, bagaimana dengan kematian Tuhan Yesus? Saat Tuhan menjadi manusia, Dia memiliki tubuh. Karena Dia memiliki tubuh maka Dia dapat mati. Saat manusia mati, tubuh dan rohnya terpisah. Tubuhnya menjadi tanah dan Rohnya kembali kepada Tuhan. Roh manusia tetap hidup saat dia mati, demikian juga halnya dengan Tuhan Yesus, saat Dia mati tubuh-Nya dikubur tetapi Roh-Nya tetap hidup.
Dan seperti yang kita ketahui, matinya manusia tidak sama dengan matinya bunga mawar, atau matinya seekor gajah, karena tumbuhan-tumbuhan dan hewan tidak memiliki roh. Dalam artikel pendek ini, kita akan melihat kebenaran dari fakta “Mengapa Tuhan Yesus mati?”
1. Karena Tuhan Yesus menanggung dosa seisi Dunia.
Sama seperti Adam tidak akan mengalami kematian jika ia tidak jatuh ke dalam dosa, demikian juga halnya dengan Tuhan Yesus, Dia tidak akan mengalami kematian jika dosa seluruh dunia tidak ditimpakan kepada-Nya. Alkitab berkata kematian masuk ke dalam dunia melalui dosa.
Tetapi kematian Tuhan Yesus bukan karena Dia melakukan dosa atau karena dampak dari dosa Adam. Kematian Tuhan Yesus karena dosa seisi dunia ditimpakan ke atas diri-Nya di atas kayu Salib. Dosa semua manusia, mulai dari dosa Adam sampai dosa manusia terakhir yang akan lahir, ditimpakan ke atas Tuhan Yesus. Ibrani 9:28a “Demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang”. Roma 6:10 “Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya”.
Tentu saja, Tuhan Yesus mati karena Dia menjadi manusia. Jika Tuhan tidak memiliki tubuh manusia maka tidak ada yang namanya kematian. Kematian adalah terpisahnya roh dari raga. Kematian hanya merupakan pintu masuk ke kehidupan selanjutnya. Tubuh dan Roh Tuhan Yesus hanya terpisah selama tiga hari, setelah tiga hari Dia bangkit dari kematian.
Kematian Tuhan Yesus memperjelas kemanusiaan-Nya. Dan bukan hanya mati, Ia juga mengalami lelah, derita, Ia meneteskan air mata dan dihianati oleh murid-Nya. Dia dipukul, diludahi, dihina dan disalibkan di atas kayu Salib. Kristus mati untuk menanggung dosa seisi dunia.
Ajaran tentang penanggungan dosa, diajarkan dalam Alkitab, dan ajaran ini sebenarnya sudah dipraktikkan secara umum dalam kehidupan manusia. Kita dapat melihat ontoh kecil dari sekian banyak contoh-contoh lainnya: banyak orang yang menjadi penanggung utang orang lain (keluarga atau teman bisnisnya).
Kita melihat di sini konsep tanggung menanggung. Jika tanggung menanggung “sesuatu” adalah hal yang wajar dan dilakukan oleh manusia. Lalu, mengapa masih banyak orang yang tidak mau percaya bahwa dosa-dosanya sudah ditanggung oleh Tuhan Yesus? Karena mereka tidak mau percaya. Jadi “mengapa Tuhan Yesus mati?” Dia mati karena menanggung dosa seisi dunia.
2. Karena Hanya Tuhan yang dapat menggantikan semua manusia dihukum mati.
Andaikata ada satu manusia yang tidak berdosa selain Tuhan Yesus. Apakah orang itu dapat menggantikan semua manusia dihukum mati? Tidak! Dia tidak dapat menggantikan semua manusia dihukum. Karena dia manusia yang tidak Maha Kuasa.
Hanya pribadi yang tidak terbatas, yang Maha Kuasa yang dapat menggantikan semua manusia dihukum mati. Itulah sebabnya hanya Tuhan Yesus yang dapat menggantikan semua manusia dihukum mati. Karena, hanya Yesus Kristus pribadi yang tak terbatas dan yang Maha Kuasa, maka hanya Dia yang dapat menggantikan semua manusia dihukum.
Penghukuman Tuhan atas hal dosa tidak mengenal batasan waktu, Tuhan menghukum manusia berdosa di neraka selama-lamanya. Hukuman Tuhan tidak seperti hukuman manusia pada umumnya atau hukuman sebuah negara.
Negara menghukum penjahat dengan cara mengurungnya di dalam penjara. Kita melihat manusia menghukum kejahatan dengan berbagai cara. Tetapi baik negara maupun manusia pada umumnya tidak menghukum tanpa batas waktu atau selama-lamanya dan tidak menghukum di neraka. Karena yang menghukum tanpa batas waktu dan menghukum di neraka itu hanyalah hukuman dari Tuhan.
Mungkin ada yang bertanya, mengapa manusia dihukum di neraka selama-lamanya, sementara Yesus Kristus menanggung dosa manusia di atas kayu Salib, hanya dalam waktu yang singkat?
Jawabannya cukup sederhana, itu karena Yesus adalah pribadi yang tidak terbatas, pribadi yang tidak terbatas dapat menanggung hukuman manusia dalam waktu yang terbatas. Tetapi jika manusia yang terbatas menanggung hukuman Tuhan yang tidak terbatas maka ia akan menanggungnya dalam waktu yang tidak terbatas.
Kalau begitu, mengapa Yesus mati hanya selama tiga hari? Karena Tuhan Yesus berkuasa atas kematian. Hidup dan mati ada di tangan-Nya. Jika Yesus mati karena kehendakNya sendiri maka Ia bangkit juga adalah karena kuasa-Nya sendiri. Lalu, mengapa tiga hari? Tiga hari karena itu merupakan nubuat dari Perjanjian Lama yang harus di genapi oleh Tuhan Yesus bahwa Dia sama seperti nabi Yunus tinggal dalam perut ikan tiga hari tiga malam (Matius 12: 40). Demikianlah halnya dengan Yesus, tinggal tiga hari tiga malam dalam “rahim bumi.”
Mungkin ada yang berpikir, apakah hukuman di neraka itu semua sama? Tentu saja berbeda-beda. Mengapa hukumannya berbeda-beda? Karena “Tuhan Maha Adil”. Tidak mungkin hukumannya sama, antara orang yang mencuri satu ekor ayam dengan orang yang berzinah, hukumannya pasti berbeda. Orang yang membunuh satu orang, dengan orang lain yang membunuh ribuan orang, pastinya dihukum secara berbeda.
Benar, semua orang berdosa sama-sama dihukum dan sama-sama kekal di neraka. Tetapi “berat atau jenis” hukumannya, disesuaikan dengan dosa yang dia lakukan.
Markus 12:40b “Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat”. Matius 23:14 “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang.
Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat”. Lukas 20:47b “Mereka itu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat”. Ibrani 10:29 “Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia.
Tuhan Yesus menerima hukuman terberat dari semua manusia karena Dia menanggung SELURUH DOSA DUNIA. Dia dihukum atas sesuatu yang Dia tidak lakukan. Hukuman-Nya adalah menggantikan semua manusia. Tuhan Yesus juga ditinggalkan oleh Bapa, karena Dia menanggung dosa seluruh dunia. Ini merupakan hukuman terbesar.
Dia harus dikorbankan untuk menggantikan semua manusia yang berdosa. Seperti ada tertulis, Yesus Kristus adalah anak domba Allah. Sebagai anak domba Allah, Dialah satu-satunya yang dapat menggantikan semua manusia yang berdosa. Jika Tuhan Yesus tidak mati maka tidak ada pengampunan bagi semua manusia. Jadi, “Mengapa Tuhan Yesus mati?” Karena hanya Dia yang dapat menggantikan semua manusia dihukum mati.
3. Karena Tuhan Yesus memberikan nyawa-Nya sendiri.
Tuhan dapat melakukan segala sesuatu yang tidak bertentangan dengan sifat-sifat-Nya. Dia dapat menciptakan alam semesta dari bahan yang tidak ada. Dia dapat menjadi manusia. Dengan kuasa-Nya, Dia dapat mengalami kematian. Kematian di sini dalam pengertian sebagai manusia.
Banyak orang berpikir “ANEH” tentang kematian Tuhan Yesus. Banyak yang berseru “Tuhan tidak dapat mati.” Tentu saja, Tuhan tidak dapat mati, jika Dia tidak menjadi manusia. Tetapi sewaktu Tuhan menjadi manusia dia dapat mati. Alkitab berkata “…Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia…” (1 Petrus 3:18).
Karena HANYA Tuhan yang dapat memberikan nyawa-Nya serta mengambilnya kembali. Tidak ada manusia yang memiliki nyawanya sendiri, karena semua nyawa manusia adalah pemberian Tuhan. Dan tidak ada manusia yang mampu mengambil nyawanya kembali, kecuali Tuhan Yesus sendiri.
Yohanes 10:17-18 “Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali.
Karena kasih-Nya, Tuhan memberikan nyawa-Nya. Tuhan sendiri yang mau mati, kasih-Nya kepada manusia membuat Dia datang ke dalam dunia, dan memberikan nyawa-Nya. Seperti ada tertulis “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H