Menurut para ulama, hadis ini ingin menegaskan mengenai pentingnya menjaga amalan hati, sehingga tidak terjebak pada kesirikan. Kesirikan dalam ibadah qurban itu, bisa disebabkan hawa nafsu ingin disebut dermawan, gengsi sosial, gengsi jabatan, dan atau dianggap peduli dan peka terhadap lingkungan. Jika dorongan itu lebih kuat, dibandingkan dorongan keikhlasann (lillahi ta'ala), maka dikhawatirkan bisa terjebak pada jurang neraka.Â
Jika dengan ibadah qurban bisa mendekatkan diri kepada Allah, maka itulah berkah. Namun, jika dengan ibadah qurban, malah menyebabkan kita jauh dari Allah Swt, akibat syirik, atau gengsi dan status sosial, maka praktek itu akan menjadi musibah bagi dirinya. Naudzubillahi min dzalik !
-----
*diunggah ulang dari buku Fiqh Qurban, Ustadz Solehuddin, M.Ag., dan Dr. H. Asep Encu, M.Pd. Â dan Momon Sudarma. 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H