Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tips PPDB Era Daring, Biar Peluang Lulus

14 Juni 2024   08:11 Diperbarui: 14 Juni 2024   08:28 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: erakini.com

Sekedar berbagi pengalaman. Namanya juga pengalaman, tentunya bersifat subjektif atau pribadi banget. Tetapi, peristiwa, kiranya dapat dijadikan sebagai rujukan pertimbangan dalam memahami kejadian atau tantangan yang kita hadapi bersama. Khususnya,  bagi orangtua yang bermaksud untuk mendaftar putra-putrinya ke sekolah dimaksud.

Bukan rahasia lagi, untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, orangtua cenderung lebih repot daripada anak-anaknya yang hendak sekolah. Anaknya sendiri, bisa jadi santai dan rebahan melulu, sementara kedua orangtuanya, sibuk cari informasi dan cara untuk bisa menempatkan anaknay di sekolah yang diharapkan.

Eh, maaf, mungkin orangtuanya pun, bisa silang pendapat. Ibunya, akan merasa jauh lebih dipusingkan daripada ayahnya. Setidaknya untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah ini, ibunya umumnya jauh lebih aktif mencari dan merasa gelisah, dibandingkan ayahnya sendiri. Betul gak ya? ah, mungkin kasuistik saja. 

Ada pula yang mengatakan, bahwa  walaupun ibunya yang sibuk, konon, relasi dan jaringan bapaknya lah yang banyak digunakan. Seorang ibu, hanya menindak lanjuti jaringan yang sudah dibuatkan oleh bapaknya (suaminya) tersebut. Eh, ini juga mungkin kasuistik juga.

Intinya, sih, kedua orangtua, bakalan sama-sama disibukkan dalam mencarikan sekolah buat anaknya. Hanya saja, memang, kedua orang itu, akan berbeda peran dan posisi dalam menjalaninya.

Nah, terkait hal inilah, bagaimana tip atau trik mendaftarkan anak kita, ke sekolah yang kita maksudkan.

Pertama, tentunya, kenali dulu potensi anak kita. Mengenali atau mengetahui kemampuan anak kita, dimaksudkan untuk menentukan pilihan jalur masuk penerimaan peserta didik baru di sekolah dimaksud. Kenali, apakah anak kita memiliki prestasi akademik, atau non akademik, atau menggunakan jalur ekonomi tidak mampu (rawan melanjutkan pendidikan/RMP). Status ini perlu diketahui, sehingga, tidak salah pilih jalur PPDB, dan tidak merugikan anak kita.

Kedua, bagaimana dengan jalur pindah tugas orangtua ? ah, untuk peluang yang satu ini, hanya 1 diantara 1000 orang. selain kuotanya terbatas, pun, peluangnya pun terbatas. Karena, yang dimaksud jalur pindah tugas orangtua itu, secara normatifnya adalah bagi anak dari seorang guru yang pindah tugas dari luar ke sekolah tujuan. Bila tidak demikian adanya, maka peluang dan resiko lainnya sangat sulit. Untuk hal yang satu ini, rasanya, sulit untuk dimanfaatkan. Kita lebih baik memikirkan yang lain saja !

Ketiga, setelah mengetahui nilai, atau potensinya pada anak kita, usahakan jangan buru-buru daftar. Tunggu dulu, peta persaingan nilai atau jarak, sebagaimana yang sudah tampil di web. Bila kita daftar lebih awal, maka, data anak kita akan dijadikan pertimbangan orang berikutnya dalam menentukan keputusan bersaing dengan anak kita atau tidak. Sebelum ada informasi yang tepat, jangan terlalu pede dengan jumlah nilai rapot atau prestasi anak kita, karena kita, belum tahu persaingan diangkatan saat ini. Oleh karena itu, lebih baik, tunggu dulu data masuk di web, sehingga kita bisa menentukan pilihannya.

Lha, bagaimana, jika semua orang, melakukan hal sama, dan saling menunggu atau wait and see ?

Betul. Bisa jadi demikian adanya. Maka, sebagai orangtua, perlu ada relasi untuk mencari informasi, passing grade nilai atau jarak di tahun kemarin. Biasanya, panitia lokal memiliki informasi dan pengetahuan umum terkait hal ini. Jadi, orangtua bisa memanfaatkan informasi itu untuk pengambilan keputusan. Misalnya, untuk jalur zonasi, tahun kemarin jarak paling jauh  berapa centi meter (eh, maksudnya berapa meter), a ? atau, kalau jalur nilai raport, tahun kemarin passing grade-nya nilai raport berapa ? dengan pengetahuan ini, maka kita dapat melakukan koreksi dan pengukuran terhadap kemampuan dan peluang anak kita masuk ke sekolah di maksud.

Keempat, bila sudah jelas, ada persaingan yang ketat, maka, segeralah cari informasi di sekolah sejenis lainnya, yang akan dijadikan alternatif pilihan bagi anak kita. Sampaikan kepada anak kita, mengenai pentingnya alih pilihan, dengan maksud untuk memudahkan kelancaran bagi masa depan anak kita.

Terakhir, hal yang terpenting, adalah komunikasi dengan anak, sehingga, dia memiliki pemahaman yang tepat mengenai tempat belajar. Umumnya, anak terobsesi dengan lembaganya, dan bukan minat, bakat atau masa depan karirnya.  Dengan demikian, konsultasi dengan BP/BK atau orangtua dan anak, menjadi kunci dalam membantu menentukan pilihan sekolah berikutnya, baik di jenjang pendidikan dasar, menengah maupun perguruan tinggi.

Ah, tapi kan, masih ada aspek non teknis yang bisa menyebabkan seseorang lulus atau tidak lulusnya di sekolah yang diinginkan ?!  entahlah, untuk hal serupa ini, tidak bisa diungkap dan ungkit di sini !!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun