Aduh. Mau tertawa, takut dosa. Mau diam, geli juga jadinya. Di pikir-pikir, mimpi apa semalam, kok kejadian serupa ini.
Sebenarnya, tidak ada yang aneh untuk kegiatan hari ini. Seperti biasa, orang kerap menyebutnya profesi BJB. Â Kerjaan BJB itu bukan Bank Jabar Banten, tapi singkatan dalam bahasa Sunda, yakni bagian jemput budak (kebagian menjemput anak pulang sekolah). Hari ini pun, demikian adanya. Jadi, rasanya sih, tidak ada yang aneh untuk kegiatan hari ini.
Sekali lagi, rasa-rasanya, tidak ada yang istimewa untuk hari ini. Berangkat sesuai  jadwalnya, dan menjemput anak di tempat yang sama. Di lokasi itu, tidak jauh dari gerbang sekolah tempat keluarnya anak dari kampusnya. Tidak aneh, dan bukan merupakan sesuatu hal yang baru.Â
Keseharian pun, bisa jadi, untuk beberapa orang sudah familiar dengan kehadiranku saat itu. Misalnya, si Abang tukan cilok, rujak. warung pinggir jalan, atau pedagang minuman ringan yang ada di lokasi itu. Walau agak ge-er sedikit, semoga saja demikian, bisa jadi mereka sudah kenal dengan kehadiran petugas BJB kali ini.
Hal yang unik dan berbeda, terjadi untuk pengalaman  kali ini.
Tidak kurang dari lima menit sebelumnya, Â anakku sudah mengontak. miscall. Dalam hitungan dia, mungkin, nunggunya sudah cukup lama, sehingga dia butuh mengontaknya juga. Tetapi, karena tanggung dan ada di tengah perjalanan, sambil mengendalikan si roda dua ini, dering suara handphone itu dibiarkan berlalu.Â
Kesan yang ada di benakku saat itu, "biarin, semoga dia paham, ponsel tidak diangkat itu, bukan tidak kedengaran, tapi tanggung karena di tengah perjalanan.." begitulah pikirku saat itu. Lagi lagi, dalam beberapa menit berikutnya, perjalanan ini akan dapat dituntaskan pula, dan akan segera sampai ke lokasi penjemput.
Benar saja. Â Sedari jauh, kurang lebih 50 m jaraknya, sudah tampak anakku lagi duduk di pinggir jalan. Dia tidak sendirian. Sejumlah siswa yang lain pun, ada di lokasi tersebut. Bahkan, kelihata ada beberapa pegawai pun hadir disana. Mungkin itu adalah ibu guru, atau tenaga kependidikan yang bekerja di sekolah itu. Setidaknya, tampak dalam seragam kerja yang dikenakannya, menunjukkan seragam dinas seorang pegawai di lembaga pendidikan.Â
Untuk gejala hari ini, dan tentang inilah yang unik, dan mungkin itulah, fenomena baru di era sekarang ini. Mereka-mereka yang menunggu di pinggir jalan itu, tidak lepas dari ponsel yang ada di tangannya. Hampir dipastikan, sebagian besar mereka, termasuk pegawai sekolah itu, ada ponsel di tangannya.Â
Sesekali, wajahnya nunduk melihat ponsel yang sedang aktif, dan sesekali waktu pula, wajahnya menengah seperti memperhatikan sejumlah kendaraan yang lewat atau menghampiri lokasi tersebut.
Dalam situasi itulah, saya sedikit senyum bahagia, melihat anakku yang juga sudah melihat kehadiran orangtuanya di lokasi itu. Tanpa, sengaja, mata pun menatap kepada beberapa orang yang berdiri dipinggiran jalan, sambil menunggu jemputannya.Â
Ada yang menunggu orangtuanya, anggota keluarga  yang menjemputnya, dan ada pula yang penjual jasa antar jemput atau disebutnya go-jak atau go-ber, anteraja atau apa pun nama merk tersebut. Dalam situasi itulah, tanpa sengaja, mataku pun menatap beberapa wajah yang tampak harap-harap cemas menunggu kedatangan penjemputnya.
Kendaraan semakin mendekat, dan kemudian diarahkan ke pinggiran dengan maksud untuk parkir dengan maksud menunggu kedatangan Anak. dalam situasi itulah, pikiran ini dikagetkan. Dari jarak yang tidak jauh dari lokasi kendaraan yang diparkir, kemudian seorang ibu-ibu menghampiri dan mengatakan, "ke kompleks itu ya.. Pak..", ungkapnya.Â
Mendengar sapaan itu, perasaan ini agak kaget, dan belum pulih kesadarannya. Saya sendiri, malah membalasnya dengan jawaban, "baru pulang ngajar, Bu.." sambil senyum dengan retorika balik bertanya. Mendengar pertanyaan itu, si Ibu itu pun kaget, dan kemudian balik bertanya lagi.
"iya, .." ungkapnya agak kaget. "maaf, salah." ucapnya sambil tersipu malu. Dia mengatakan begitu, karena anakku, tiba dihadapanju dan meminta helm yang dibawa dari rumah. "kendaraannya mirip.." ungkap si ibu lagi. Mendengar ucapan dan penjelasan itu, saya hanya senyum kecil. Kemudian, dengan serta merta si Ibu bergerak mundur, menjauh dari ku, dan kembali mengejar go-jak yang baru tiba menghampirinya.
"dasar, mimpi apa aku semalam..", ungkapku dalam batin. Ungkapan dalam batin yang diiringi oleh tertawa kecil anakku yang m melihat drama pendek saat itu.Â
Oh... nasib... Kejadian ini, rasanya bukan kali pertama menimpa. Sebelumnya pun pernah terjadi juga. Merujuk kejadian itu, kepikiran dalam diri ini, apakah gara-gara penampilanku yang pasaran atau mirip dengan penjual jasa angkutan, atau penjual jasa angkutan yang tidak disiplin dan tak berseragam, sehingga tampil menyelundup seakan-akan sebagai saudara atau orangtua ? Â
Kenapa demikian ? seperti yang diketahui bersama, di sejumlah titik di Kota Bandung ini, ada jalur kendaraan yang TERLARANG dilewati kendaraan antar jemput online. Dengan alasan itulah, kemudian, pegawai antar jemput online itu, seringkali tidak mengenakan atribut atau tanda khusus, dengan maksud untuk mengamuflasekan identitasnya.Â
Akibat nya ? ya, kejadian seperti kali ini...
udah deh.. nikmati aja... perjalanan harian kali ini...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI