Berita perkembangan teknologi minggu ini, yang paling heboh bisa jadi adalah perkembangan rekayasa manusia 'robotik', sebagaimana yang digagas Elon Musk.
Dari sebuah berita, sebagaimana yang disiarkan dalam media massa, dituturkan bahwa pasien pertama implant chip otak neuralink milik Elon Musk berbagi pengalaman. Sekitar 4 bulan lalu, Noland Arbaugh menjalani operasi eksperimental. Eksperimen ini, akan menjadikan dia sebagai pria berusia 30 tahun pertama, yang bisa mengendalikan komputer dengan pikiran. Obsesi atau ambisi dari teknologi ini, tentunya diharapkan akan membantu kualitas hidup dan kehidupan manusia di masa depan.
Bila hal ini terjadi, dan akan terus berkembang sampai terwujud dengan sempurna, maka bagaimana posisi manusia-konvensional di masa depan ?
Dalam kajian antropologis, manusia biasa disebut sebagai homo-sapiens (hewan cerdas) atau homo-erectus (hewan yang mampu berjalan tegak dalam segala aktivitasnya). Dengan intelektualitas dan gaya aktivitas hariannya itu, manusia mampu menjadi makhluk unggul di planet bumi. Potensi intelektualitas dan aktivitas yang leluasanya itu, kemudian manusia mampu menunjukkan perkembangan dan kemajuan adab dan peradabannya melejit dan mencuat hingga saat ini.
Perkembangan zaman, kini, dan saat ini, sudah masuk ke level canggih. Penemuan dan perkembangan artificial intelligence (AI) memberikan harapan baru, dan bahkan rekayasa genetik dan rekayasa teknologi terus merambah dan memasuki dunia yang tak terpikirkan sebelumnya. Elon Musk diantara peminat kajian atau riset dibidang kecerdasan buatan, yang diterapkan dalam kehidupan manusia dan kemanusiaan.
Bila diperhatikan dengan seksama, evolusi interaksi antara teknologi dengan manusia ini, ternyata mengalami perjalanan dan perkembangan yang sangat panjang.
Pertama, teknologi adalah alat bantu manusia. Posisi alat dan teknologi ada di luar diri manusia dan kemanusiaan, tetapi ada dalam kehidupannya. Misalmya, cangkul, pisau, gergaji, traktor dan golok adalah alat serta teknologi yang ada dalam kehidupan manusia, tetapi masih berada di luar diri manusia. Hubungan teknologi dan manusia itu, hanya dalam fungsi praktis atau pragmatis. Jika diperlukan, maka teknologi dihadirkan, tetapi jika tidak diperlukan, maka alat dan teknologi itu akan tetap menjadi benda atau material yang ada di sekitar manusia.Â
Kedua, teknologi adalah alat bantu manusia yang menempel dalam diri manusia. Kehadiran teknologi itu, bisa dilepas, tetapi tidak bisa dilepaskan dari diri manusia. Contoh terkecilnya, yaitu kaca mata. Seseorang yang sudah mengenakan kaca mata, dia bisa melepas kacamatanya saat tidak dipakai, tetapi manusia tersebut tidak bisa melepaskan diri dari kacamatanya.Â
Dalam posisi serupa ini, kacamata adalah teknologi yang sudah mulai menempel dalam diri manusia. Hubungan manusia dan teknologi itu, bukan sekedar fungsi praktis, tetapi bagian dari kehidupan manusia, atau strategis.
Ketiga, teknologi sudah menjadi bagian dari tubuh manusia. Walaupun bersifat kasuistik, tetapi kehadiran teknologi ini sudah menjadi fungsi fungsional-mekanik, atau berfungsi nyata dalam diri manusia, dan tidak bisa dipisahkan. Contohnya adalah ring jantung bagi sejumlah orang yang mengalami masalah kesehatan dalam dirinya !