Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Padat Karya Itu Fake Productivity, Masalah buat Lu?

11 Mei 2024   07:09 Diperbarui: 11 Mei 2024   07:19 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyimak kasus seperti ini, jadi teringat kepada beberapa program sejenis lainnya. Program padat karya yang dilakukan Pemerintah. Dengan maksud dan tujuan untuk memberikan bantuan finansial kepada masyarakat, namun dalam bentuk kegiatan atau program kerja. Dalam program kerja, akan melibatkan banyak tenaga, dan juga massal. Ada bantuan ternak, bantuan usaha kecil dan menengah, bantuan kerja sosial di lingkungan, dan lain sebagainya. Semua itu memiliki ruh yang sama, yaitu bantuan dari pemerintah secara massal kepada masyarakat, dalam bentuk kegiatat padat karya.

Khusus untuk mereka yang belum memiliki pekerjaan tetap dan atau membutuhkan sekedar penyambung nafas, maka program musiman itu sangatlah membantu. Setidaknya untuk beberapa hari ke depan. Walaupun setelah itu, mereka harus kembali kepada situasi dan kondisi semula lagi.

Di sinilah, pandangan kita terhadap kultur dan mentalitas saudara kita, mungkin juga termasuk diri kita, yang masih berorientasi pada praktis, pragmatis dan sesaat. Program kerja bantuan tunai dengan cara melaksanakan program padat karya, kerap kali dijadikan andalan sejumlah politisi, dan sangat digandrungi oleh  sebagian masyarakat kita saat ini.

Tidaklah mengherankan, bila kemudian, visi misi yang sifatnya praktis, pragmatis dan konkrit, kendati bersifat jangka pendek, akan menjadi daya tarik yang sangat kuat dalam projek politik lima tahunan di negeri kita ini.

Pertanyaan kita saat ini, bila masyarakat kita masih seperti ini,emangnya masalah buat lo....?

Di kala, zaman dan tantangan zaman sudah beralih ke padat-kreasi (kaya kreasi), dan bukan lagi berorientasi pada padat karya dan padat modal, situasi dan kondisi serta orientasi pikiran masyarakat kita yang masih serupa ini, emangnya masalah buat lo...."

atau, jangan-jangan, kebiasaan padat karya serupa inilah, yang kemudian menumbuhsuburkan produktivitas yang semu atau fake productivity?

Sebagai orang yang terlibat dalam dunia pendidikan, bisa jadi, salah satu ujung kritiknya adalah dunia pendidikan memiliki kewajiban untuk melakukan pencerahan kepada peserta didik dan masyarakatnya, sekaitan dengan perkembangan dan perubahan zaman sekarang ini...

Gimana menurut pembaca ? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun