Malam tadi. Menjadi malam yang menjadikan sebagian orang bisa tidur nyenyak, dan sebagian lagi tidak bisa tidur nyenyak. Itulah kondisinya, saat menyaksikan pertandingan Everton dan Liverpool. Hasil akhirnya yang menyenangkan bagi Everton, dan sangat menyakitkan bagi Liverpool, memberikan keindahan malam tadi menjadi sesuatu yang kurang menyenangkan bagi fans Liverpool.
Bagi penikmat bola, tentunya, alur permainan dan ritme permainannya masih tetap enak disaksikan. Pertandingan antara skill yang dimiliki klub papan atas, dengan semangat dan kegairahan dari klub papan bawah, hadir dalam sebuah drama pertandingan yang seru untuk dinikmati.Â
Kalkulasi di atas kertas, mestinya Liverpool mampu mengatasi pertandingan kali ini, tetapi bola sepak masih tetap sama seperti sediakala, bentuknya bundar dan bisa bergulir kapan saja dan kemana saja.Â
Itulah kenyataannya. Hasil akhir dari pertandingan itu, membuat sebagian orang bahagia, dan sebagian orang lagi merasakan sesuatu yang kurang menyenangkan.Â
Terkait hal itu, setidaknya ada lima catatan penting, yang bisa dicermati dari pertandingan tersebut.
Pertama, sejumlah pengamat masih memiliki catatan penguasaan Liverpool yang lebih dominan dibanding Everton. Sayangnya, tingkat efisiensi penyelesaian masalah, jauh kalah dibanding dengan Everton. Dampak ketidakefisienan dalam memainkan bola tersebut, menyebabkan penyelesaiannya kurang berhasil dengan maksimal.
Kedua, buah dari kesalahan permainan. Â Hasil akhir, jelas dan nyata. Â Everton mampu menyarangkan gol di menit 27 babak pertama, dan menit ke-58 di babak kedua. Gol pertama didapat Jarrad Branthwaite, memanfaatkan kesalahan pertahanan Liverpool. Sementara gol kedua, Liverpool kembali dihukum kesalahan pertahanan pada menit ke-58. Dominic Calvert-Lewin leluasa menanduk bola hasil sepak pojok.
Ketiga, kekalahan kali ini, memberikan dampak buruk bagi kemungkinan Liverpool untuk bisa mengambil posisi dalam perebutan singgasana kejuaraan. Kendatipun masih ada peluang, Â namun peluang tersebut relatif lebih sedikit dan sempit, bila dibandingkan dengan Manchester City atau Arsenal.Â
Arsenal sementara mengokohkan diri di posisi puncak klasemen dengan 77 point, dengan 34 pertandingan, sedangkan City berada pada posisi 3 dengan raihan point 73 point atau terpaut 1 point dari Liverpool tetapi masih menyisakan 2 pertandingan yang berbeda. Â
Bila dicermati secara matematis, pada minggu ini Arsenal dan Liverpool dalam posisi itu sudah memainkan34 pertandingan, sedangkan City baru 32 pertandingan. Bila saja, City mampu memanfaatkan dua pertandingan tersebut dengan sempurna, maka nyata sudah puncak klasemen ada di tangan City, dan posisi Liverpool turun satu peringkat dari posisi saat ini.
Keempat, Klopp sebagai pelatih, mulai melakukan penataan ulang ambisinya. Setidaknya, perasaan itu dapat dibaca ketika media memberikan pertanyaan, apakah kans bisa meraih juara masih bisa dilakukan?Â
Kloop sebagai pelatih Liverpool hanya menjawab, "Saya tidak tahu. Saya hanya bisa meminta maaf untuk hari ini kepada semua orang. Kami seharusnya melakukan yang lebih baik, tetapi kami tidak melakukannya," ungkapnya ke awal media. Jawaban tersebut, setidaknya memberikan gambaran antara harapan dengan sikap realistis sudah mulai hadir dalam benak dan pikiran sang Pelatih, terkait dengan hasil pertandingan tim asuhannya malam itu.
Terakhir, ada informasi yang lebih menariknya lagi, yaitu dari pertandingan itu, merupakan satu kemenangan pertama Everton atas Liverpool di Goodison Park sejak Oktober 2010, dalam ajang Premier League. Mereka melalui 12 laga tanpa kemenangan hingga laga malam tadi. Maka tidak mengherankan, bila kemenangan tersebut menjadi satu kemenangan yang sangat  menggembirakan bagi The Toffees, terkait kemenangan tim kesayangan dan kebanggaannya tersebut.
Bagi Everton sendiri kemenangan tersebut, menjadi sebuah tiket untuk kembali menjauh dari  gerbang degradasi. Dengan raihan 3 point tadi malam, memosisikan Everton berada pada posisi 16 dengan raihan 33 point, relatif jauh dari zona degradasi.Â
Pengalaman ini memberikan semangat, "tidak ada yang mustahil, group papan bawah mengalahkan papan atas", atau "semangat melepaskan diri dari penderitaan kadang bisa lebih kuat, dari keinginan untuk bisa bertahan dalam kemapanan".Â
Mungkin itulah pengalaman dan inspirasi yang kita dapatkan dari pertandingan tersebut !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H