Berdasarkan pertimbangan itu, catatan kita hari ini, adalah hati-hati, pada saat kita mengatakan bahwa ada hari-hari yang tidak berkesan, justru karena rutinitas itulah yang dirasa tidak berkesan, tetapi malah membekas  menjadi kebiasaan.  Kalau kita menganggap bahwa hari-hari lalu kurang berkesan, justru, ketidakberkesanan itu adalah jejak mental ketidakmampuan kita dalam mengisi waktu dengan baik.Â
Padahal, saat kita merasa bahwa hari-hari kemarin seakan-akan tidak berkesan, dengan sedikit meluangkan waktu untuk merenung atau refleksi pun, ternyata kita merasakan ada sesuatu yang istimewa dalam hidup kita ini.
Selama ini, kita keliru, eh, maksudnya penulis, seringkali lebih mengartikan kesan hidup dalam waktu-waktu terakhir itu, jika ada peristiwa besar, atau setelah pulang dari wisata ke luar kota.  Itu benar. dan peristiwa hidup seperti itu, pasti ada kesan dan bahkan banyak kesannya. Tetapi, mengartikan kesan seperti itu, saja, kelihatannya tidak tepat seluruhnya. Karena kesan itu, adalah sesuatu yang menjadi jejak-pembentukan karakter hidup kita ke masa depan.
Setidaknya, seperti yang saya rasakan hari ini. Perasaannya, minggu ini tidak berkesan, tetapi dengan menuliskannya menjadi tulisan di kolom ini, eh, jadinya malah berkesan. Berkesan, dalam arti, ternyata ada bekasnya.... yakni tersadarkan, bahwa kebiasaan dan pembiasaan adalah jejak bekas yang akan membentuk  kepribadian kita di masa depan..
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI