Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kesan dari Minggu yang Tak Berkesan

25 Februari 2024   16:10 Diperbarui: 25 Februari 2024   16:15 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Boleh gak, kita memberikan penilaian seperti ini. "minggu ini, ternyata tidak berkesan, lho..", Setidaknya, untukku, atau beberapa orang diantara kita.

Apakah pernyataan seperti ini, menjadi sesuatu yang buruk, atau pikiran negatif terhadap waktu, dan perjalanan sejarah ? atau, memang itulah sesuatu yang objektif berdasarkan pengalaman subjektif kita, bahwa memang " di minggu ini, tidak ada yang berkesan.."

Atau, jangan-jangan, saat kita menuliskan kalimat itu, dan kemudian menuturkannya di sini, maka kalimat itu menjadi sesuatu yang paradoks.  Berlawanan, antara makna kalimat dengan tuturan yang disampaikan dalam tulisan ini. 

Lho kok bisa begitu ya ?

Jika ditelusuri makna dasarnya, kata 'kesan' menurut bahasa Indonesia mengandung arti bekas, jejak atau membekas. Jadi, kalau kita mengatakan bahwa minggu-minggu ini, adalah minggu tang tak berkesan, menunjukkan bahwa dari perjalanan di minggu ini, tidak ada yang membekas, atau tidak ada jejak yang ditinggalkannya. 

Pertanyaannya, benarkah demikian adanya ?

Ya, sudah tentu, jika memang, dalam perjalanan satu minggu ini, kita seakan-akan melakukan sesuatu hal yang tidak berbekas, maka kita akan merasakan sebagai sesuatu yang tidak berkesan. Perjalanan satu minggu ini, dianggap sebagai angin lalu, yang berhembus tanpa makna, dan pergi entah kemana.

Lantas apa yang dilakukan selama seminggu ini, yang kemudian, ditafsirkan sebagai sesuatu yang tidak berkesan. Ok. sebut saja, karena tinggal di rumah saja, atau tetiduran saja, atau main game di rumah saja, atau nonton tv bersama keluarga seperti biasa saja, atau jenis kegiatan lainnya.

Dengan kata lain, kelihatannya, sebutan tidak berkesan, karena melihat seluruh kegiatan tersebut, dianggap sebagai kegiatan rutin, harian, dan sudah sering dilakukan. Sehingga, secara tidak sadar, dianggapnya sebagai sesuatu yang tidak berkesan, atau kurang banyak makna dan manfaatnya.

Dalam beberapa waktu, sempat membaca buku dengan judul atomic habits, atau dapat kita sebut dalam bahasa kita, kebiasaan-kebiasaan mungil atau cilik. Menurut buku tersebut, disinyalir bahwa perubahan besar dalam kehidupan ini, pada dasarnya adalah kumpulan dari pembiasaan yang kecil yang dilakukan secara berkelanjutan dan mengembang. Karena itu, jangan abaikan dengan pembiasaan kecil, atau lakukan kebiasaan kecil yang baik, karena akan membentuk sebuah karakter dan kebiasaan positif yang bisa mengubah kenyataan. Kira-kira itulah, pesannya, dan kesan yang tertinggal dalam benak ini, setelah membaca buku tersebut.

Eh.. maksudnya, menurut konteks kita hari ini. jangan-jangan, kebiasaan rutin kita harian ini, adalah bagian dari jejak-jejak kehidupan yang akan menjadi warna kualitas hidup di masa depan. Kalau kita terbiasa dengan rutinitas makan ngemil, besok akan obesitas, kalau kita membiasakan main game besok akan keranjingan games, kalau hari ini membiasakan menulis besok lusa jadi penulis,  dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun