Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Saat Anak Bertanya tentang Cinta

8 Februari 2024   04:39 Diperbarui: 8 Februari 2024   04:49 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tarian Sepasang Pengantin (Sumber : image creator, bing.com) 

Lantas, apa yang dimaksud dengan rencana pasanagan hidup ? akankah manusia harus hidup berpasangan, ataukah wajib berpasangan, ataukah bisa hidup tanpa pasangan ?

Kemandirian itu adalah sebuah sikap, bukan kebutuhan. Karena hadirnya kebutuhan menunjukkan adanya  ketergantungan. Butuh nafas, bentuk ketergantungan. Butuh makan, adalah bentuk ketergantungan. Butuh mium, adalah wujdu ketergantungan. Butuh pasangan dan cinta, adalah butuh ketergandungan.

Sekalai lagi, adanya kebutuhan hidup  menunjukkan adanya ketergantungan. Tetapi kemampuan menjaga jarak dan mengatur diri terhadap kebutuhan, merupakan sikap kemandirian.  Karena ada kemandirian, seseorang mengetahui kapan dan Dimana kebutuah itu harus dilakukan.

Anak kerbau, membutuhkan ibunya untuk bisa makan. Adalah sebuah ketergantungan. Tetapi anak kerbau yang sudah bisa mandiri makan, bukan berarti dia menjauh dari anaknya. Tentang inilah, banyak diantara manusia yang lupa, dan mencampuradukkan pemahaman dan ketidaksadaran ini.

Lebih buruk lagi, ketidaksadaran diri mengenai hakikat, dijadikan standar penilaian terhadap sebuah kebenaran. Karena kekuasaan, seseorang bisa secara sadar, ketidaksadarannya terhadap hakikat dijadikan sebagai sebagai standar.

Kecerobohan manusia adalah mengukur kemegahan dan keagungan matahari, dengan meletakkan jari di depan mata.  Jari di depan mata, tampak besar  kelihatan, matahari di Seberang langit, kecil kelihatan.

Dari pertemuan inilah, kadang kita salah paham. Kematangan moral dianggap sebagai ketabuan, tetapi ketabuan tidak dianggap sebagai standar moralitas. Ketabuan adalah sekedar kebiasaan, dan pembiasaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun