Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Gagasan Otentik, Kosmetik, dan Inkubatif

25 Januari 2024   04:10 Diperbarui: 25 Januari 2024   04:46 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inkubasi Gagasan (sumbe : pribadi, imagce creator, bing.com) 

Mungkin tidak banyak yang 'ngeh' dengan istilah ini. Sebuah ide, katanya ada ide otentik dan ide kosmetik. Tetapi, membincangkan masalah karakter atau jenis ide itu, memang enak dan perlu dikaji secara berkelanjutan. Khususnya bagi pengembangan diri ke depan, seseorang perlu untuk melakukan evaluasi dan kritik terhadap diri sendiri.

Di era seperti sekarang ini, banyak hal yang bisa dibincangkan dan dilakukan. Disetiap harinya, kita bisa mendapatkan informasi ragam jenis, dan ragam sumber. Karena itu, adalah hal biasa dan wajar, bila kemudian, di setiap harinya kita akan mendapatkan tambahan informasi, minimalnya tambahan istilah terkait sesuatu hal. termasuk dalam hal ini, mengenai konsep gagasan otentik dan gagasan kosmetik.

Lha, apa yang dimaksud dengan kedua istilah itu ? inilah problemanya. Artinya, jika kita, sebagai makhluk hidup (organisme) tetapi setiap harinya, sekedar larut dalam perbincangan media, atau larut di kolam-medsos, maka bisa jadi, kita ini, bukanlah manusia merdeka, melainkan sekedar robot belaja.  Artinya, kita adalah satu diantara sekian jumlah warga negara yang menjadi korban permainan istilah, atau permainan bahasa yang dimainkan oleh   sutradara  atau pemilik  'skenario besar'. Dalam posisi itu, maka diri kita akan menjadi makhluk mekanik. Robot semata. Mesin saja.

Iya, ada yang mengatakan bahwa robot hari ini, lebih cerdas dari sekedar mesin, dan bahkan bisa lebih cerdas dari manusia pada umumnya. Artinya, sudah banyak robot berbasis kecerdasan artifisial yang jauh lebih cerdas dari manusia pada umumnya. Hanya sang 'penciptanya' yang masih dianggap mampu mengendalikan robot-cerdas tersebut. Namun demikian, sekali lagi, dalam posisi sebagai robot, yang dikendalikan oleh bahasa pemrograman maka tetaplah dalam posisi sebagai mesin atau mekanis belaka.

Robot secerdas apapun, setidaknya, sampai pada naskah ini ditulis, masih berjalan sesuai dengan algoritme-komputer yang dirancang oleh si pembuatnya. Tidak lebih dari itu. Karena itu, karakter pertama yang ingin disampaikan di sini, adalah ada makhluk mekanik,  yakni makhluk yang  berada dalam kontrol pemilik skenario.

Bagaimana dengan ide atau gagasan seseorang ? akankah, seseorang disebut memiliki ide atau gagasan mekanis ? tentunya, kalau dirinya hanya menghapal, atau mengingat sesuatu, sebanyak apapun, maka dapat disebut sebagai ide dan gagasan mekanis. Tidak lebih dari itu. Ide dan gagasan itu, lebih merupakan dari sebuah pesanan pemilik 'cerita'. Pemilik cerita itu siapa ? ya, bisa oligarki, penguasa, dalang, atau kelompok kapitalis.

Sisi kedua, ada gagasan kosmetik. Istilah ini menarik untuk diulas. Kosmetik adalah perangkat seni yang digunakan untuk memperhalus, memperbagus atau memperindah penampilan. Aslinya tidak demikian.  Tetapi melalui penggunaan kosmetik, seseorang bisa tampil dan menampilkan sesuatu secara indah dan memesona.

Sekedar Kosmetika (sumber : pribadi, image creator, bing.com) 
Sekedar Kosmetika (sumber : pribadi, image creator, bing.com) 
Adakah sesuatu dapat disebut sebagai sebuah gagasan atau ide kosmetik ?

Saya, rakyat banyak, atau mungkin publik dapat melihat bagaimana episode kampanye sebagai musim kosmetika elit politik. Mereka mencoba memasang diri dan partainya, dengan gambar rakyat kecil yang sedang diajak ngobrol atau disantuni. Kita dapat dengan mudah melihat, sejumlah elit politik baik daerah maupun nasional, menunjukkan diri sebagai pejuang-pejuang rakyat, dan demokrasi. Untuk mendukung ide dan gagasan itu, mereka hadirnya poster sebanyak-banyaknya dan sebesar-besarnya, bahkan dibumbui dengan sumbang sana sumbang sini.

Praktek itu, dapat kita sebutnya sebagai praktek politik kosmetika, dan idenya pun ide kosmetik. Sekedar polesan belaka.

Sebagai sebuah teknik promosi dan komunikasi, sejatinya kosmetik menjadi sangat perlu dan dibutuhkan. Karena dengan kosmetik itu, sesuatu yang tadinya ada kekurangan akan tampil dengan kelebihan. Jika awalnya masih kasar, akan tampil lebih halus. Jika sebelumnya tidak pede, maka dengan kosmetik akan merasa lebih percaya diri tampil dihadapan publik. Kosmetika diri dan ide, merupakan bagian penting dari politik pencitraan. Politik pencitraan, adalah mengubah kenyataan sehingga tampak lebih indah dalam bentuk kenampakkannya.

Terakhir, yang menarik untuk dibincangkan, yakni keberadaannya sebuah ide atau gagasan otentik. Gagasan otentik itu, adalah gagasan yang hadir dari diri sendiri, atau nurani, atau kesadaran dirinya terhadap masalah yang dihadapinya. 

Setiap orang memiliki waktu untuk belajar dan merefleksikan berbagai hal yang terjadi di sekitarnya. Dengan waktu dan kemampuannya itu, maka seseorang dapat menghadirkan gagasan otentik mengenai sesuatu hal, termasuk urusan pangan, politik, ekonomi, pajak, atau demokrasi dan lain sebagainya. Manusia otentik adalah orang yang bisa menjadi diri sendiri. Ide otentik pun, adalah ide yang lahir dari sebuah kesadaran hasil refleksi.

Ah, di luar tiga hal itu, saya ingin menyebut satu istilah lagi, yaitu ide atau gagasan duplikatif, atau replikatif. Maksudnya, untuk zaman sekarang ini, rasanya, kita akan dihadapkan pada ragam sumber ide dan gagasan.  Dengan adanya keragaman ide dan gagasan itu, kita akan dapat dengan mudah membaca, menelaah, belajar dan atau mencontek ide atau gagasan itu dalam memecahkan masalah yang kita hadapi sendiri atau hadapi bersama.

Seperti yang dituliskan di sini. Pada dasarnya, istilah otentik dan kosmetik, bukanlah ide otentik penulis. Istilah itu, kita dapatkan di media sosial atau sumber  lainnya. Tetapi, pada saat kita coba telaah, dan renungkan kembali, ternyata jenis ide dan kemampuan manusia dalam melahirkan ide itu, tidak sekedar dipilah menjadi otentik dan kosmetik, tetapi ada juga yang mekanik dan replikatif. 

Apa maksudnya ya...? dapat disebut ide duplikatif, manakala seseorang mampu mengembangkan pemaknaan, atau penafsiran atau penjelasan lanjutan, dari konsep dasar yang sudah digagas orang lain. Kita  menggunakan gagasan orang lain, untuk penguatan pemahaman atau gagasan yang kita miliki saat ini. Artinya, istilahnya kita gunakan, tetapi pemaknaan kita kembangkan. Itulah replikasi !

Tetapi, dalam praktek selanjutnya,  bisa jadi, saat pembaca menelaah gagasan ini pun, akan lahir jenis ide atau gagasan lain, yang bisa memperkaya wawasan dan kematangan kita dalam berpikir.  Kalau kita sudah merasakan seperti ini, jangan-jangan, ada juga  jenis ide yang sifatnya inkubatif. 

Maksudnya apa ? semula idenya kecil atau satu, tetapi malah memamah biak, tambah banyak, tambah luas, dan tambah liar lagi, tanpa kendali. 

Wah kalau begitu, ada banyak dong jenis ide dalam kehidupan manusia ini ?

Stop...stop dulu !  terlalu panjang nanti tulisan ini.....  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun