Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Menggunakan AI, Minimal Pengetahuan Prosedural, Coba Cek!

5 Januari 2024   04:10 Diperbarui: 5 Januari 2024   04:13 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto kursi yang ada gadis sedang duduk(sumber : pribadi, image creator, bing.com) 

Ada sisi yang unik, saat kita berhadapan dengan ragam produk berbasis kecerdasan buatan (AI, artificial intelligence). O, iya, maksud dari produk berbasis AI di sini, adalah produk baru yang  mengkhususnya pada pembuatan gambar, lukisan atau foto berbasis AI. Ada beberapa produk yang hari ini, tengah digandrungi anak muda milenial, atau bapak-ibu kolonial yang mencoba budaya milenial. Saya sendiri,  sudah tentu masuk kategori yang terakhir itu. Diantara produk itu, dan ini yang akan kita ulas di sini, diantara midjourneyai.ai, leonardo.ai, bing.com, dan jenis lain yang serupa itu lagi.

Benarkah, produk AI yang kita bicarakan ini, adalah  memudahkan pekerjaan manusia modern ? jawabannya, 'sudah tentu'. 

Tetapi, apakah, menggunakan produk AI itu, tidak membutuhkan prasyarat kecerdasan? bergantung. 

Lha, kok bisa ?!

Ya, kalau kita hanya kutip prompt dari sana, kutip prompt dari sini, bisa jadi, jawaban untuk pertanyaan itu, adalah 'ya'.  Ragam aplikasi itu, dapat kita  pakai dengan amat sangat mudah, untuk melahirkan karya, yang 'agak' mirip dengan karya digital yang sudah dipublikasikan orang lain. Tetapi masalahnya adalah jika kita berharap untuk bisa memanfaatkan teknologi canggih itu untuk membuat karya atau orisinal, maka mau tidak mau, akan memaksa nalar, penalaran dan logika kita  berkembang dengan baik.

Bagi sang pemula, saya pernah alami. Hanya untuk membuat selembar karya digital dengan menggunakan bing.com, harus menghabiskan 15 point yang disediakan, dan itupun, belum menghasilkan gambar yang diinginkan. Gambar yang ditampilkan, masih ada sesuatu yang mengganjal dan tidak diharapkan. 

Bila tidak sabar, pasti putus asa. Karena ternyata, aplikasi  ini, tidak bisa menerjemahkan keinginan si pengguna. Namun, apakah hal itu demikian adanya ?

Tidak seluruhnya benar. Setidaknya, bila kemudian kita masuk group yang mengkhususkan membahas masalah karya digital ini, baik itu midjourneyai, bing.com, Leonardo.Ai, ternyata mereka ada yang mampu menghasilkan karya-karya yang luar biasa. Para master di bidang itu, mampu melahirkan karya yang 'diluar nalar'.

Foto kursi yang ada gadis sedang duduk(sumber : pribadi, image creator, bing.com) 
Foto kursi yang ada gadis sedang duduk(sumber : pribadi, image creator, bing.com) 

Nah, di forum itulah, biasanya kelompok seperti saya, masuk dan memunguti prompt dari mereka. Biasanya, ada saja, anggota group, "pinjam 100 dong", eh maksudku "minta prompt-nya dong..!".  Bila sang produser itu baik hati dan tidak sombong (kaya anak pramuk saja), dalam beberapa detik berikutnya akan muncul promptnya tersebut. Namun, bila yang produser bermaksud supaya seluruh anggota harus belajar, berlatih dan kreatif (istilah lain dari tidak mau memberi) dan tidak jadi peminta-minta, maka permintaan itu kadang tidak terkabulkan.  

Bila beruntung, maka hadirlah prompt tersebut. Dan dengan prompt-nya itulah, para pemungut karya intelektual orang, akan mencoba menggunakannya untuk diduplikasi di smartphone atau perangkat masing-masing.

Sampai di sini, pikiran ini terusik. Ya, betul, terusik. Setidaknya terusik dengan pertanyaan awal tadi, apakah ada prasyarat kecerdasan tertentu, untuk bisa menghasilkan karya  indah dengan menggunakan tools tadi ?  

Dalam  kesempatan ini, kita idak bermaksud untuk mengulas mengetahui pengetahuan dasar yang perlu dimiliki seseorang saat menggunakan aplikasi yang tengah kita bicarakan. Wacana yang tengah kita bicarakan itu adalah prasyarakat kecerdasan yang bisa digunakan dan dikembangkan, saat kita menggunakan aplikasi tersebut.

Maaf, sebelum dilanjutkan, barangkali ada yang belum konek dengan istilah prompt. Secara sederhanya, prompt adalah teks atau simbol yang mewakili sistem untuk melaksanakan perintah dari si penggunanya.  Atau, apa yah, dalam bahasa sendiri, prompt  adalah teks atau kode yang memiliki fungsi sebagai perintah kepada sistem Ai, sehingga sistem itu bisa memproses menghasilkan sesuatu sesuai dengan yang diinginkan penggunanya, sebagaimana yang dituangkan dalam teks atau kode tersebut.

Nah, resikonya di sini !

Jika kita membuat prompt yang pabaliut, jelimet, bahkan tidak sistematis, sudah tentu, akan sulit diterjemahkan oleh AI, dan hasilnya bisa jadi, tidak sesuai dengan yang diinginkan. Sistem dalam aplikasi AI, sebagaimana yang sedang kita bicarakan ini, memiliki sistem berpikir yang prosedural, mulai dari kata, susunan kata, kalimat dan perintah. Sehingga, kalau kita tidak sistematis dalam berpikirm dan prosedurnya salah, maka hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diinginkan.

sekali lagi, salah dalam membuat prompt, hasilnya tidak akan memuaskan !

Berdasarkan pertimbangan itu, jelas sudah, bahwa tidak cukup sekedar tahu imajinasi yang diinginkan (pengetahuan faktual), tetapi harus memiliki kemampuan menyusun prompt secara sistemais dan logis, sehingga bisa diterjemahkan oleh sistem secara tepat. Itulah yang biasa dikenal dalam dunia pendidikan, dengan jenis pengetahuan prosedural.

Sekedar contoh, saat promptnya, berbunyi "foto gadis sedang duduk di kursi", gambar yang tampil, fokusnya adalah pada gadis yang sedang duduk. Gambar kursinya hanya ukuran kecil saja. 

Tetapi, pada saat ditulis prompt-nya itu, "foto kursi yang ada gadis  sedang duduk", gambar kursinya jauh lebih besar, dan seakan menjadi fokus gambar, sementara orang yang duduknya, hanya anak kecil saja.

Apakah ini, kebetulan ? mungkin saja. Tetapi, pesan yang tertangkap adalah prompt itu adalah struktur logika yang diterima oleh mesin AI, dan dengan merujuk pada prompt itulah, proses pengerjaan dilakukan. Itulah, yang kita sebut pengetahuan prosedural.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun