Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Reposisi di 2024

1 Januari 2024   06:02 Diperbarui: 1 Januari 2024   06:07 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Di pintu gerbang 2024(sumber: Pribadi, image creator, bing.com)

Alhamdulillah. Beruntung. Kita semua, sekarang masih bisa hadir di hari pertama, 2024. Kehadiran kita hari ini, di sini, merupakan satu anugerah Ilahi, dan sumberdaya yang tidak bisa abaikan begitu saja. Karena, tidak semua orang mampu melewati hari-hari kemarin, hingga bisa sampai ke penghujung tahun, dan mengalami tahun baru. 2024.

Persoalan klasik, dimana-dimana, dan bahkan di media sosial, terbiasa berbincang mengenai resolusi. Resolusi. Karena latah, banyak orang pula, kemudian ikut-ikutan, mengumandangkan istilah resolusi di akhir tahun sambil memasuki awal tahun baru. Pertanyaannya, apakah hal itu adalah tepat untuk dilakukan ?

Tentu tidak keliru. Bila kita merumuskan resolusi di akhir tahun, untuk dijadikan modal paju di  masa depan. Tetapi, mungkin tidak semua orang paham, mengenai langkah-kognisi atau proses kognisi atau proses berpikirnya, dibalik perumusan resolusi itu.

Dapatkah kita menyusun resolusi, kalau kita tidak melakukan evaluasi terhadap hari-hari kemarin ?

Ya, sudah tentu, akan sulit dinalar oleh banyak pihak, bila seseorang ujug-ujug merumuskan resolusi, padahal dirinya sendiri tidak melakukan evaluasi terhadap hasil kerja tahun-tahun sebelumnya. Bukankah, tidak mungkin, membuat resolusi, kalau kita sendiri tidak tahu masalahnya. Apakah sebuah resolusi akan memecahkan masalah, jika masalahnya sendiri tidak tahu ? dan bagaimana kita tahu masalah kalau kita sendiri tidak melakukan evaluasi ?

Sehubungan hal itu, maka hal pertama dan utama, kelihatannya (biasanya saya menggunakan istilah, sejatinya), yang harus dilakukan setiap orang itu adalah melakukan evaluasi. Secara sederhananya, tahapan ini, adalah untuk mengetahui ragam hal yang sudah dilakukan, didapatkan dan atau belum didapatkan selama tahun-tahun sebelumnya.

Anakku, saat ditanya, mengenai resolusi, dengan tegas dia mengatakan, "ingin meraih rangking yang terbaik ". Mendengar jawaban itu, dibalik tanya lagi, 'mengapa hal itu dijadikan bagian dari resolusi hidup saat ini..?" dengan tegas dia mengatakan, karena pada semester sebelumnya, masih belum menjadi yang terbaik, ungkapnya dengan pede. Mungkin itulah, resolusinya bagi seorang pelajar yang masih duduk di kelas X.

Selepas melakukan evaluasi, maka yang harus dilakukan, sejatinya (nah beginilah kebiasaan kalimat yang digunakan), yakni menegaskan posisi. Atau lebih kerennya lagi mengetahui tingkat pencapaian selama ini, dikaitkan dengan situasi, dan kondisi yang sudah teralami di masa lalu. 

Dengan tahapan ini, maka kemudian, kita diharapkan dapat mengambil kesimpulan, mengenai kenampakkan hasil, masalah, dan posisi yang sudah diraihnya. Bila hal ini, sudah didapatkan maka tahapan berikutnya, adalah merumuskan beberapa solusi yang diharapkan mampu memecahkan masalah tersebut.

Apakah solusi-solusi itu, harus merupakan solusi yang baru, dalam memecahkan masalah kemarin ? pepatah bijak, mengatakan, tidak mungkin kita menggunakan cara  yang telah melahirkan masalah itu sendiri. Artinya, solusi yang dirumuskan itu, bukanlah produk dari masalah masa lalu, melainkan harus keluar dari "zona masalah" tadi.  Untuk memecahkan masalah yang ada, harus ditemukan cara baru, yang diharapkan bisa memecahkan masalah tadi. Dalam konteks itulah, pilihannya, bukan 'melanjutkan', tetapi berubah.

Maka, sebelum menegaskan sejumlah resolusi, hal penting, yang sejatinya perlu dilakukan itu adalah reposisi dulu. Yakinkan, dalam 'rute perjalanan hidup kita hari ini, posisi kita ada di mana ?, setelah itu, baru kemudian, menentukan keputusan memilih jalan baru dalam mengisi tahun 2024." Hal ini perlu dilakukan dengan maksud, supaya kita, jangan sampai, menyusun resolusi, tetapi tidak membantu meningkatkan kelancaran perjalanan.

Untuk apa membuat resolusi, "menjadi ranking satu di kelas?" padahal kini dia sekolahnya di PAUD ! bukankah, di jenjang pendidikan itu, tidak ada rankingnya !! untuk apa membuat resolusi, "membeli motor baru..!", padahal usia dirinya baru 10 tahun ! resolusi itu, tidak memecahkan masalah, karena tidak sesuai dengan posisinya saat ini !

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun