Terjadi pada sebagian orang, baik itu politisi maupun pejabat negara, yang mengalami masalah dalam kesadaran dirinya. Dia lupa diri, dia mengalami hilang akal sehatnya, dia mengalami kekacauan-akan-kediriannya, sehingga orientasi hidupnya berubah-ubah, dan bahkan pragmatis belaka.
Seperti halnya orang gila. Orang gila tidak memiliki kesadaran yang ajeg. Hilang kesadaran, sehingga dirinya tidak  memiliki tujuan hidup yang jelas. Apapun dilakukannya, dan apapun dikerjakannya, tak hirau dengan penilaian sosial atau masalah lainnya. Kendati bisa senyam-senyum di depan kamera, namun semua orang tahu, dia mengalami kegilaan, hilangnya eksistensi diri, sehingga kacau masalah orientasi.
Untuk lebih amanya, kata orang tertentu, "orientasi dan eksistensi" itu memiliki hubungan timbal balik. Memang apa yang paling sederhana untuk memahami masalah ini ? orientasi kita sebut tujuan hidup, sedangkan eksistensi kesadaran hidup. Artinya, bisa jadi, terjadi sebagian orang, karena orientasinya yang keliru, maka dia mengalami kegalauan eksistensi, atau sebaliknya, karena kegalauan orientasi, menyebabkan kekacauan eksistensinya.Â
Dalam bahasa yang lebih vulgar, kita katakan, karena gila maka dia tidak punya tujuan (orientasi) hidup yang jelas, tidak jauh beda dengan karena tujuan hidupnya yang tidak jelas, dapat dikategorikan sebagai orang gila !. Tetapi, kita percaya, ada sebagian kecil diantara kita yang  ngonten karena kompeten, mereka tampil karena terampil, mereka viral dengan modal intelektual !
Ah, gimana menurut teman-teman ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H