Sekali lagi, berdasarkan pertimbangan itu, kita sudah bisa melihat bahwa mesin fotocopy, camera, adalah beberapa contoh teknologi yang dijadikan alat untuk menghasilkan sesuatu.Â
Sementara posisi manusia, sekedar menggunakan aplikasi tersebut, sehingga menghasilkan sesuatu yang diinginkannya. Lantas, pertanyaannya, apa bedanya dengan aplikasi AI hari ini, dan yang sekarang sedang dibincangkan ?
Kelompok yang menolak ada komersialisasi, melihatnya bahwa sejumlah karya digital yang dihasilkan aplikasi AI, bahwa karya digitalm adalah karya digital.Â
Tidak boleh diklaim, dan jangan diperjualbelikan, karena karya digital, bukan karya manusia, melainkan karya mesin atau karya teknologi. Dengan alasan serupa itulah, maka dia menolak untuk mengkomersialisasikannya.
Sementara, pihak yang sebrangnya, memandang bahwa karya digital itu adalah contoh nyata dari produk kreatif generasi digital.Â
Oleh karena itu, kreativitas membuat atau menemukan prompt yang kemudian berujung pada hasil karya digital yang indah, dan menarik, adalah sesuatu yang patut dihargai.Â
Karena itu, Â mereka memandang bahwa karya digital, adalah sah karya manusia kreatif (setidaknya kreatif membuat prompt), dan karena itu apresiasi secara ekonomi adalah sesuatu yang wajar untuk jaman ini.
Di luar masalah itu, perlu juga disampaikan bahwa dalam pemahaman kita hari ini, teknologi atau aplikasi AI, pada dasarnya adalah alat atau tools, sama serupa dan tidak jauh berbeda dengan camera.Â
Dengan mengggunakan alat itu, kita bisa menghasilkan teks, gambar, foto atau lukisan, sebagaimana yang kita rancang atau inginkan melalui prompt yang kita gunakan.Â
Bila saja, perangkat teknologi lain, dan yang sudah familiar dengan kita bisa dan sudah digunakan untuk menunjang profesi kita, maka bukan hal mustahil, perangjat AI seperti ini pun, akan menjadi bagian dari profesi kita hari ini ke depan.
Bagaimana nasib desainer atau perupa yang menggunakan teknologi dan perangkat kerja alamiah, akankah profesi mereka itu terbaikan atau bahkan tergusur?