Kadang, kita salah paham dengan perbuatannya sendiri. Atau, lebih tepatnya, kadang kita tidak mengerti terhadap pengkondisian, pendidikan, atau pembinaan orang lain terhadap diri kita. Diri kita lebih mengartikan, perbuatan sendiri sesuai dengan pemahaman sendiri, dan bukan menurut maksud dan tujuan dari pemberi perintah.
Saat itu. Â Aku tersudutkan di pembaringan. Â Bukan mager (malas gerak), atau juga terkena sakit yang akut. Tetapi, sakitnya di sore itu, cukup menganggu aktivitas. Karena sakit otot di lutut, gerak dan aktivitasku dalam 3 hari terakhir, sangat-sangat terganggu. Gerakan ibadah terganggu, jalan ke sana ke mari terbatas, dan bahkan untuk sekedar duduk pun, tidak bisa berlama-lama. Amat sangat terganggu. Itulah yang dirasakan saat itu.
Karena alasan itulah, tidak bermaksud menganggu aktivitas orang  lain, atau kegiatan orang lain, maka mau tidak mau, saya harus melepaskan egoku dengan meminta bantuan kepada orang lain.
"tolong, bantu dong, beliin obat.." ucapku lirih. Tanpa bermaksud memelas, cuma memang hanya dengan ucapan dan gaya serupa itulah, yang  hanya bisa dilakukan.
Tidak banyak cerita dan komentar. Sang pemberi penolong pun, kemudian melaju dengan roda duanya untuk kemudian bermaksud membelikan obat sesuai permintaan. Iya, dia pergi dengan maksud membantuku untuk membelikan obat, walaupun, saya dan dia pun, yakin tidak tahu, apotek mana yang menyediakan obat yang dimaksudkan itu.
Selepas mereka pergi, aku kembali melakukan aktivitas pasifku di depan komputer. Ya, saya menyebutnya aktivitas pasif. Karena memang, kegiatan itu, hanya duduk di depan monitor, untuk ketak-ketik, dengan maksud menghasilkan tulisan seperti yang terbaca saat ini.
kriiiing.....kriiiiiiiiiing... begitulah bunyinya, eh...tut..tut....tut.... mungkin itulah suara yang tepat untuk menggambarkan datangnya pesan singkat ke dalam ponsel.
"gak bisa diganti.." tanya dari seberang sana, "obat jenis itu gak ada, boleh gak dengan yang lain...." tawarnya lagi.
Membaca pesan serupa itu, ku jawab dengan singkat, "ga apa-apa, gak usah..". Maksudnya, biarlah mereka pulang dulu, dan nanti dipikirkan kembali, bagaimana cara mencarinya. Karena memang, Â tadi siang pun, sudah 2 apotek yang ditemui, memberikan jawaban yang serupa dengan yang dialami oleh sang penolong tersebut. jawabannya, polos, "tidak ada, habis, atau kosong".
-o0o-