Satu diantara inspirasi dan atau implikasi (dampak) dari diselenggarakannya Kurikulum Merdeka, yaitu menuntun adanya Kelas Berkarakter. Lha apa itu, yang dimaksud dengan kelas berkarakter ?
Buku ini, disusun dari sebuah pengalaman dan juga konstruksi pemikiran. Dua penulisnya adalah orang yang memiliki pengelaman, dalam dunia pendidikan. Dr. Asep Encu, M.Pd., berpengalaman sebagai manajer sekolah (manajer madrasah, Kepala Madrasah), dan penulis keduanya adalah pelaku sebagai pelaksana program kegiatan di lingkungan satuan pendidikan.
Pengalaman menjadi manajer dan pelaku layanan pendidikan, serta menyerapi informasi mengenai Kurikulum Merdeka, rasanya menjadi sangat yakin bahwa layanan pendidikan hari dan ke depan, hendaknya sejalan dengan minat, bakat dan kemampuan atau kebutuhan peserta didik. Itulah yang di sebut oleh Kurikulum Merdeka, teaching at the right level, pembelajaran yang selaras dengan level perkembangan psikologi dari peserta didik.
Sejatinya, dalam kajian Kelas Berkarakter, pembelajaran itu bukan saja disandarkan pada level perkembangan (the right level), melainkan juga sesuai dengan the right character (karakter  minat, bakat dan kemampuan yang tepat).
 Bisa jadi kita tahu, dan paham, bahwa kelas X SMA itu masuk pada level atau fase E. Itulah menurut panduan dalam Kurikulum Merdeka. Tetapi pada kenyataannya, dan kenampakkan anak pada fase ini pun memiliki minat, bakat dan kemampuan yang berbeda. oleh karena itu, pembelajaran yang baik itu, bukan sekedar sesuai dengan levelnya, melainkan karakter keragaman peserta didiknya. Implikasi dari pemahaman inilah, maka penyusunan kelas berkarakter menjadi sangat penting.
Bagaimana implikasi gagasan ini terhadap perencanaan, pengembangan kurikulum, kesiswaan dan juga aspek yang lainnya ? silahakan komentar di sini, atau boleh langsung menengok buku dimaksud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H