Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cermin Medsos

1 Februari 2022   18:08 Diperbarui: 1 Februari 2022   18:12 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Layarnya hadir disetiap waktu. Tak ada detik yang berlalu, tanpa layara dihadapanmu, juga aku.

Jika disebut, medsos adalah diriku, maka itu jugalah bukan diriku. Karena hatiku, bukan apa yang dituliskan di statusku. Walau itu, kadang tentang diriku, tapi bukan selalu tentangku.

Medsos itu bukan dirimu. Wajahmu menghiasinya, dan kadang dengan penuh senyum dan pesona yang menggairahkan. Tetapi itu bukanlah rona pipimu, karena di sana ada sentuhan aplikasi yang ku tahu, buah dari tanganmu dan bukan buah dari hati nurani

Medsos bukanlah kita. Kau komen, kadang ku diam. Aku koment, kadang kau sekedar klik like. Entah apa maksud dibalik itu semua. Sebuah kesadaran yang hadir dalam diri kita, atau sekedar sebuah mekanisme mesin dalam mengiyakan apa yang tengah terjadi dalam  kehidupan kita saat itu.

Medsos bukanlah kami. Pesanmu  kadang jarang ku cerna, tapi pasti ku bagikan pula. Kirimanmu kadang ku terima, bukan untuk dikaji dan ditelaah, namun untuk sekedar meramaikan isi group biar dirasa aktif dan menggembrikan.

Medsos itu, bukan itu semua. Ada percikan cahaya yang mengiringi setiap gerak pesan yang beterbangan. Kendati tanpa arah, namun ku yakin, debu-debu pesan itu ada pula yang mengendap di benak-benak sebagian kita.

Aha ! mungkin itu adalah percikan air-segara menyegarkan, atau malah air comberan yang membusuk.  Mengendap di benak sebagia diantara kita.

Aha ! medsos itu ibarat rimba belantara. Hanya mereka yang mampu menghirup udara segar, yang mendapatkan keindahan alam terkini dan kekinian. Selain itu, tersesat dalam ramainya belantara !

Aha !  berselancar di medsos, tak jauh berbeda dengan menyelam dalam lautan. Andai tak kuasa menahan dan mengatur napas, kau akan tenggelam dalam kepayahan.

Layar hadir setiap saat, dan setiap saat memaksa untuk menatap layarnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun