Kendati tidak mematikan eksistensi lembaga pendidikan terkait, namun dinamika sosial-ekonomi bangsa dan Negara, merupakan salah satu pengoreksi kehadiran lembaga pendidikan. Dan pada sisi lain, dinamika sosial-ekonomi bangsa dan Negara  merupakan informasi pendukung dalam menumbuh kembangkan minat atau keinginan masyarakat untuk menentukan pilihan pendidikannya. Tekanan ekonomi yang kuat dan atau harapan untuk mengikuti proses pendidikan yang efektif, menjadi bagian dari argument pendukung bagi masyarakat untuk menentukan pilihan lembaga pendidikan  anak-anaknya.
Kendati mahal, misalnya, bagi orangtua yang mampu akan berusaha keras meraih kesempatan pendidikan di jurusan (lembaga) pada lembaga pendidikan tersebut. Sebut sajalah jurusan pendidikan kedokteran. Lembaga pendidikan ini, dianggap sebagai program pendidikan yang efektif.Â
Dalam konteks ini, yang di sebut pendidikan yang efektif yaitu bila waktu pendidikan dan biaya pendidikan dianggap masuk akal dan dapat dipercaya dan pasti dalam memberikan masa depan anaknya. Sementara yang dimaksud dengan lembaga pendidikan yang tidak efektif yaitu tidak adanya kejelasan atau kepastian masa depan lulusan pendidikan setelah mereka menghabiskan waktu dan biaya pendidikan.
Maraknya media massa (elektronik maupun cetak) telah mengangkat citra jurusan komunikasi sebagai lembaga pendidikan yang diasumsikan akan lebih efektif dibandingkan dengan jurusan lainnya.Â
Demikian pula dengan jurusan pendidikan computer. Untuk program pendidikan keguruan ada trend yang menarik, kendatipun tidak pernah menyebabkan booming, namun memiliki pasar yang jelas dan stabil. Sehingga lembaga pendidikan keguruan ini mampu bertahan dari badai krisis ekonomi. Selain memiliki lapangan kerja yang jelas, juga didukung oleh menguatnya perhatian pemerintah pada dunia pendidikan.
Berdasarkan analisa tersebut, ada dua hal menarik yang dapat dikemukakan pada saat ini.
Pertama, citra lembaga pendidikan dipengaruhi oleh trend perkembangan sosial-ekonomi masyarakat. Simpulan ini, walaupun penulis belum memiliki data hasil riset--- dapat dilihat dari adanya fluktuasi lembaga pendidikan yang ada selama penerimaan siswa/mahasiswa baru.
Untuk tingkat pendidikan menengah atas, sekolah kejuruan mulai banyak diminat. Pada tahun 2004-2005 penulis sempat merasakan sebagai orang yang berusaha membangun sekolah kejuruan bidang kajian computer.Â
Kendatipun hanya bertugas sebentar (sekitar 3 semester) namun animo masyarakat terhadap sekolah kejuruan ini sangat tinggi. Terbukti pada tahun berikutnya, jumlah siswa di sekolah tersebut naik 125 % dari sebelumnya. Jumlah siswa pada awal penyelenggaraan, ada 17 siswa dan pada saat penulis keluar dari lembaga pendidikan itu karena pindah tugas ke sekolah umum, sekolah ini memiliki siswa 73 orang  untuk jenjang kelas X (dulu disebutnya kelas 1).
Selain sekolah menengah kejuruan computer, sekolah menengah kejuruan yang lain pun mulai marak kembali. Terlebih lagi, setelah adanya promosi pendidikan yang dilakukan pemerintah mengenai keunggulan sekolah kejuruan. Bukan hal yang mustahil, dalam tahun ini dan tahun-tahun mendatang sekolah kejuruan ini akan semakin meningkat.
Fenomena ini pun akan terjadi pula dalam dunia pendidikan tinggi. Sekolah-sekolah yang dianggap efektif, akan menjadi sekolah yang menjadi favorit bagi masyarakat. Terlebih lagi, biaya pendidikan di  perguruan tinggi negeri tidak jauh berbeda dengan perguruan tinggi swasta.