Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sekolah Dibuka, Syarat Itu Lho, Guru Siap Nggak ?

26 Juli 2020   15:12 Diperbarui: 26 Juli 2020   15:09 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
id.theasianparent.com

Ada yang ramai di grup medsos. Berawal dari pemberitaan, bahwa Pemerintah Propinsi Jawa Barat, akan membuka secara bertahap persekolahan. Lembaga pendidikan ini, akan dimuka, selepas hampir setengah tahun lamanya ditutup, seiring pandemic Covid-19. Banyak alasan yang menuntut adanya kebijakan ini, mulai diwacanakan ke publik.

Pertama, ada sebagian orangtua, yang mendorong untuk segera membuka sekolah, dan melaksanakan pembelajaran tatap muka. Alasan praktis dan ekonomisnya, mohon maaf, bisa jadi, karena para orangtua pun, sudah mulai masuk kerja, dan akan melanjutkan karirnya di tempat kerja masing-masing. Karena, maka bila, anak-anak mereka tidak ada yang merhatikan di rumah, akan jauh lebih berabe. maka satu-satunya, tempat yang bisa dijadikan kepanjangan tangan peran orangtua itu, adalah sekolah.

Alasan kedua, khusus bila dilihat dari perspektif anak-anak, yakni sudah bosan di rumah, dan bosa dengan pembelajaran daring, sebagaimana yang dijalaninya selama ini. Banyak tugas, gak ada tempat bertanya, andaipun ada media daring, cukup mahal, bila harus berlangganan dan memakan kuota. Mereka memandang, lebih baik belajar tatap muka di sekolah !

ketiga, yang tidak kalah menariknya lagi, yakni mulai ada penurunan, atau kalau tidak menurun, yakni kestabilan kasus pandemic di Propinsi Jawa Barat. Angka kasus yang melandai, menunjukkan bahwa kasus ini, sudah mulai bisa dikendalikan, dan kesadaran masyarakat sudah mulai muncul ke permukaan. Oleh karena itu, wajar, bila kemudian, sebagian dari elit Pemda ini memiliki keberanian melontarkan gagasan untuk membuka persekolahan.

Sudah tentu, gagasan ini, tidak lah mudah. Tidak ringan, dan tidak sederhana. karena masalahnya, bisa kompleks, selain perlu kewaspadaan, kesiganapn dan kesiapan lembaga pendidikan, juga perlu ada tanggungjawab bersama dari semua pihak, termasuk orangtua siswa.

Satu tahapan atau prasarat yang perlu dilakukan, adalah adanya pelaksanaan tes SWAB atau PCR (polymerase chain reaction) bagi tenaga pendidik di seluruh Jawa Barat.

Nah, mau ga ?

Lha.....gimana nih ?

Ini masalah kebiasaan. Ini adalah masalah psikologis. Masalah ini lebih mengarah pada masalah kesiapan mental kita semua.  Saya termasuk cukup sering untuk mendengar, kekhawatiran sahabat-sahabat kita untuk melaksanakan general check up. Alasannya sangat sederhana, takut ketahuan ada penyakit, nanti malah tambah stress !

aduh, kalau sudah mendengar bahwa diri kita, teridap sejumlah penyakit, rasanya kiamat hidup ini. 

Inilah yang menimpa sebagian diantara kita, yakni adanya ketidaksiapan mental, untuk mendapatkan informasi yang tidak diinginkan dalam hidupnya.

Betul, jika ada yang mengatakan bahwa, pengetesan itu adalah untuk kesehatan kita. Iya, sih, tapi kalau sudah ada informasi yang mengerikan itu, siapa yang akan merasakannya ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun