Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Suara Orangtua "Tatap Muka Dong!" Gimana Responnya?

21 Juli 2020   16:38 Diperbarui: 21 Juli 2020   16:34 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
riaupos.jawapos.com

Di luar persoalan itu, kita bisa menemukan, sebuah gambaran, bahwa makna sekolah bagi masyarakat kita pada cenderung memiliki makna (1) institusi yang diharapkan dapat membantu memberikan keterampilan dan pengetahuan lebih kepada anak-anak, di luar transformasi  nilai dan keterampilan yang diberikan orangtua di rumah, dan (2) lembaga sekolah, memiliki makna sebagai sebuah institusi yang diharapkan dapat menjaga keseimbangan status sosial, atau karir orangtua. 

Dengan kehadiran sekolah, diharapkan dapat memainkan fungsi kepanjangan tangan orangtua, dalam mendidik dan mendewasakan anak, dengan tanpa harus mengganggu karir dan tugas sosial dan profesi orangtuanya masing-masing.

Simpul pemikiran ini, terkonfirmasi dengan nyata, pada saat, sebagian orangtua merasa sibuk dan tersibukkan oleh masalah anaknya di rumah, saat BDR, dan kemudian dianggapnya sebagai bagian dari ketidakberdayaan dirinya dalam memaksimalkan fungsid an karirnya di pekerjaan. karena itu adalah wajar, jika sebagian orangtua mulai meneriakkan, "belajar tatap muka dong..!" walaupun dengan alasan yang tidak eksplisit mengarah ke penyelamatan karir orangtuanya sendiri !

Khusus untuk mengurangi kejenuhan anak menjalani BDR, maka mau tidak mau, tim manajemen lembaga pendidikan, harus melakukan perubahan radikal dalam model pembelajaran BDR atau PJJ-nya. 

Perubahan model ini, satu sisi diharapkan dapat dilakukan dengan prinsip pemvariasian model, sehingga tidak monoton, dan membangun keaktifan anak untuk belajar dan interaktif jarak jauh, bukan pembelajaran jarak jauh satu arah. Tip dan trik inilah yang diharapkan mampu mengurangi kekecewaan orangtua tersebut!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun