"kapan mau dikirimkannya ?" tanyaku kepadanya.
"sekarang aja lah, kan ibu guru katanya alwaysOn?", jawabnya dengan penuh percaya diri, sementara saya sendiri merasa ragu, dengan jawabannya itu, dan kemudian menanyakan maksudnya, "iya, katanya, bu Guru pakai Tri, dan selalu penuh kuotanya. Ga ada mati-matinya..!" ucapnya lagi.
"Oh. Gitu...." Jawabku kepadanya, "bukan ga ada mati-matinya kali..., Tri itu, senantiasa bisa bernafas untuk setiap waktu..." ungkapku kepadanya. Sambil menunjukkan link link ini. Sebagai bentuk pembuktian mengenai fasilitas yang dia maksudkan tadi.
Tidak membutuhkan waktu lama, tugas anakku itu, dikirimkan saat itu, dan seketika itu pula, langsung ada komentar dari gurunya.
"tuh, sudah sampai, gak pakai lelet... kan?"
"ya..ya... bukan saja  menghilangkan jarak, tetapi tidak pernah lesu untuk melayani.." ungkapku saat itu. Kemudian, anakku pun, membacakan komentar gurunya saat itu. Menurut hasil bacaan anakku, gurunya berujar bahwa karya saat itu, adalah karya yang paling baik di kelasnya saat itu. "alhamdulillah.." ungkap anaku berbarengan dengan gumamanku saat itu.
Tidak lama pula dari itu, ibunya mendapatkan pesan singkat dari guru tersebut, yang menceritakan bahwa anakku itu, kalau di sekolah tidak pernah muncul bakat dan kemampuannya, dan kelihatan pemalu. Tetapi, saat itu, bakatnya muncul seketika.
Dalam pikiranaku saat itu, memang, bakat seorang anak bisa muncul, bila dia merasa betah, dan nyaman dengan pekerjaannya. Tidak usah ada paksaan, atau tekanan, maka dia akan menjadi pribadinya yang sejati.
Itulah pengalamanku selama masa pandemic ini. Â hingga bagian akhir kisah ini, saya merasakan bahwa jaringan yang olwaysOn itu, bukan saja bisa #kalahkanjarak, tetapi juga membangkitkan rasa percaya diri ! jaringan yang alwaysOn itu, bukan saja mengalahkan jarak, tetapi juga mengalahkan keputusasaan !
#siapatakut !
Anakku menjadi berani berkarya sesuai pashionnya, dia bisa mengalahkan rasa malu dan minder.