Mohon tunggu...
Momon Tarmono
Momon Tarmono Mohon Tunggu... lainnya -

Belajar pada semua orang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Badai Awal Pemerintahan Jokowi : Harga BBM Naik

24 Agustus 2014   06:10 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:43 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak lama lagi kita memiliki Presiden dan Wakil Presiden baru pilihan Rakyat. Banyak harapan bertumpu pada Jokowi-JK.

Bagi saya yang tinggal di Kota kecil Takengon – Aceh Tengah yang jauh dari hiruk pikuk kota Jakarta, melihat antusias masyarakat yang memilih Jokowi berharap masih ada ikatan batin antara Jokowi dan rakyat Takengon - karena Jokowi pernah bekerja di Takengon sebelum usaha mebel – sehingga berkunjung ke Takengon dan membantu meningkatkan harkat hidup rakyat Gayo.

Selain itu, kedekatan Jokowi dan rakyat yang kita lihat di televisi membuat iri kita yang berada jauh dari ibu kota, mungkinkah sang Presiden yang kita pilih sudi melangkahkan kaki ke Takengon yang dulu pernah ikut mengisi kehidupannya?

Saya kira masyarakat lain di seantero Nusantara ini juga berharap sama, yakni dapat menikmati kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih sejahtera dan aman.

Tetapi harapan indah rakyat Indonesia tersebut akan sirna ketika di awal Pemerintahan Jokowi-JK harus menelan pil pahit kenaikan harga BBM, yang tentunya akan diikuti dengan kenaikan harga-harga kebutuhan bahan pokok.

Pada APBN 2015 yang berjumlah lebih dari 2000 triliun ternyata masih harus ditutup dengan hutang untuk mencukupinya. APBN yang masih berdasar pada Pemerintahan saat ini, tentunya tidak dapat dijadikan acuan untuk pelaksanaan visi-misi Presiden Jokowi.

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan bahwa jika Pemerintahan Jokowi menaikkan harga BBM sebesar Rp 2.000,-/liter akan mempunyai dana tambahan Rp96 triliun yang dapat dialokasikan untuk belanja infrastruktur (Antaranews.com). dengan menaikkan harga BBM secara bertahap, tentunya akan mengurangi beban anggaran yang diperoleh dari hutang.

Seperti diketahui, sejak tahun 2005 hingga 2014, hutang Pemerintah Indonesia telah berkembang dua kali lipat dari Rp1.268 triliun menjadi Rp2.508 triliun dan akan terus bertambah jika Pemerintahan Jokowi tetap mempertahankan kebijakan ekonomi yang populis.

Kebijakan pro rakyat tidak harus memanjakan rakyat dengan subsidi BBM. Anggaran subsidi akan lebih baik jika dialihkan untuk subsidi harga pupuk dan untuk membeli produk petani, menciptakan dan memfasilitasi ekonomi kreatif yang berkembang di masyarakat dan untuk pengembangan sumberdaya manusia.

Memang kenaikan harga BBM selalu menjadi momok Pemerintahan yang menebar pesona, akan tetapi keyakinan dan kepercayaan rakyat Indonesia terhadap Jokowi yang tidak akan menyengsarakannya, saya merasa yakin bahwa pada saatnya Rakyat akan paham atas kenaikan harga BBM – jika nantinya pengalihan subsidi dapat dinikmati oleh Rakyat dalam bentuk lain, mungkin salah satunya bantuan pengembangan ekonomi rakyat di daerah untuk menciptakan lapangan kerja, sehingga rakyat tidak perlu berdesak-desakan lagi di Jakarta. (Bersambung.... ke Program Kerakyatan Yang Perlu Dievaluasi dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bukan Solusi).

Sumber :

http://www.antaranews.com/berita/449347/pengamat-usulkan-zero-deficit-pada-apbn-2015

http://www.antaranews.com/berita/449179/jokowi-jk-kesulitan-jika-rapbn-2015-tak-diubah

http://www.antaranews.com/berita/449156/kenaikan-harga-bbm-membuat-ruang-fiskal-ekspansif

http://nasional.kontan.co.id/news/ekonom-siapapun-presidennya-harga-bbm-akan-naik

http://ekbis.sindonews.com/read/871335/34/siapapun-presidennya-bbm-tetap-harus-naik

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun