Mohon tunggu...
Kris Zarava
Kris Zarava Mohon Tunggu... Wirausaha -

Menulis Membuat Hidup Menjadi Lebih Hidup

Selanjutnya

Tutup

Money

Tahu Isi, Bahan Baku Pangan Lokal dan Pasar Rakyat

6 Januari 2017   14:05 Diperbarui: 6 Januari 2017   14:14 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gallery Program Pasar Sejahtera • Yayasan Danamon Peduli

Korelasi  akan gorengan tahu isi dengan bahan baku pangan lokal serta pasar rakyat adalah alur terbentuknya dari hulu ke hilir rantai produksi dan distribusi sebuah pasar. Kekuatan modal antara pasar rakyat dengan pasar modern tentu berbeda meskipun yang diandalkan tetap sama yaitu tengkulak, bandar dan pemasok. 

Sayangnya produsen (usaha kecil, petani) dan buruh/ pekerjanya tidak mendapatkan hasil yang sesuai dari hasil kerjanya. Danamon melihat permasalahan ini dan memberikan aksi nyata akan kepededulian dalam meningkatkan taraf hidup pelaku ekonomi pasar rakyat melalui gerakan Yayasan Danamon Peduli didukung oleh Kompasiana menggelar forum diskusi bertajuk “Festival Pasar Rakyat – Merayakan Harmoni Kehidupan” pada 21 Desember 2016 lalu bertempat di Bentara Budaya Jakarta.

Gorengan Tahu Isi Dan Pasar Rakyat

Suatu hari saya ingin sekali makan tahu isi yang gurih dan enak, ternyata tidak mudah untuk mendapatkan tahu isi di dekat rumah, akhirnya berniat belanja ke pasar rakyat untuk membeli bahan baku dan membuat tahu isi sendiri karena kebetulan uang yang dipegang pas-pasan tapi ingin makan enak. Di perjalanan tidak sengaja ketemu tukang tahu keliling yang biasa menjual tahunya juga ke pasar rakyat terdekat, akhirnya dapatlah tahu putih yang biasa kalau beli di pasar dilapis kain, saya beli di abang ini tanpa lapisan kain, tiga buah tahu dimasukkannya ke dalam plastik putih dengan harga Rp.10,000 saja. 

Tinggal toge, wortel, cabe rawit dan tepung serbaguna yang saya butuhkan untuk membuat tahu isi yang sesuai bayangan saya. Maka perjalanan ke pasar rakyat dilanjutkan, kebetulan dekat rumah ada  pasar modern yaitu Giant yang dulunya bekas Hero, karena pasar rakyat yang saya tuju masih agak jauh maka saya coba mampir ke Giant. Uang yang saya pegang tinggal Rp.15,000, sementara harga toge di swalayan hanya ada pilihan yang harga Rp. 16,000, untuk beli togenya saja tidak cukup. 

Akhirnya saya keluar lagi dan melanjutkan perjalanan ke pasar rakyat, namun sebelum saya sampai tujuan ternyata ada pedagang tukang sayur keliling, akhirnya saya belanja langsung saja, toge Rp. 3000, wortel Rp. 2000, cabe rawit Rp. 5000 dan tepung serbaguna dua sachet  Rp. 5000. Pas totalnya Rp. 15,000. Jadi belanja tahu dan bahan baku lainnya total Rp. 25,000. 

Sesampainya di rumah saya berhasil membuat 36 buah tahu isi. Sementara kalau saya beli tahu isi yang sudah jadi dekat rumah yang rasanya tidak enak harganya Rp. 2000. Jadi harusnya saya mengeluarkan uang 36xRp.2000 yaitu Rp. 72,000. Saya hanya menguras “kocek”Rp. 25,000 saja untuk 36 tahu, artinya saya telah menghemat Rp. 47,000, tapi belum termasuk minyak goreng, garam, penyedap dan gas,  anggaplah  kurangi Rp. 10,000 untuk itu. Jadi masih untung Rp. 37,000. 

Meskipun sebenarnya saya tidak sampai belanja ke pasar rakyat, namun tukang tahu yang saya jumpai adalah salah satu produsen dari pasar rakyat, sementara pedagang sayur keliling yang saya temui juga adalah pedagang ritel pasar rakyat. Pasar modern yaitu Giant yang saya datangi juga menjual bahan baku yang saya butuhkan dengan harga yang sudah tercantum pas dan dengan ukuran gram yang pas juga namun tidak pas dengan takaran yang saya butuhkan dan jumlah uang yang saya bawa. 

Dengan adanya harga yang bisa ditawar dengan jumlah kebutuhan belanja secukupnya saat itu maka pasar rakyat bukan saja membuka lapangan pekerjaan bagi produsen dan pedagang retail tapi juga buat konsumen seperti saya, saya bisa membuat bisnis tahu isi dengan potensi keuntungan yang menarik dengan modal yang sangat minim.

Gallery Program Pasar Sejahtera • Yayasan Danamon Peduli
Gallery Program Pasar Sejahtera • Yayasan Danamon Peduli
Pasar Rakyat  mampu mengangkat kembali bahan baku pangan lokal 

Baru bicara tahu dan satu produsen saja sudah menjadi satu cerita tersendiri, belum lagi tempe, cabai, bawang dan segudang bahan pangan lainnya, potensi akan berkembangnya bahan baku pangan lokal bisa ditingatkan kembali melalui jalur distribusi  pasar rakyat, sebenarnya bukan suatu hal yang baru lagi. Sudah sejak dahulu kala Pulau Rempah ini mejadi tempat singgah kapal, pelaut dan pedagang asing untuk mencari cengkeh, pala, lada dan kayu manis. Pada zaman 2000-1500SM rempah  telah digunakan  di Mesir untuk proses pembalseman. Kerajaan kerahkan kapal-kapal ke Timur Afrika untuk mendapatkan kayu manis cassia (sejenis kayu manis yang hanya tumbuh di Jawa dan Jambi).(Sumber)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun