Pendidikan dalam bahasa jawa berarti panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah kepribadian sang anak,,Notoatmodjo (2003) .
Pendidikan merupakan proses mengubah sikap dan dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001).
Seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin atau hal -- hal yang berhubungan dengan perkara hubungan intim antara laki  - laki dengan perempuan.
Pendidikan seksual bisa di simpulkan sebagai salah satu proses mengubah tingkah laku atau sikap seseorang terhadap sesuatu yang bekaitan dengan hubungan intimnya.
Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong, 2000), anak usia prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi pertumbuhan dan perkembangannya.Â
Dalam perkembangan Psikoseksualnya anak telah memasuki fase Phalik, yaitu fase dimana anak memindahkan pusat kenikmatannya pada daerah kelamin, mulai tertarik dengan perbedaan anatomis antara laki-laki dan perempuan, Pada anak laki-laki kedekatan dengan ibunya menimbulkan gairah seksual perasaan cinta yang disebut Oedipus Complex.Â
Sedangkan pada anak perempuan akan lebih mencintai ayahnya yang disebut Electra Complex. Fase ini merupakan saat yang tepat untuk mulai mengajarkan pendidikan seksualitas yang sesuai dengan usianya.
Nah, sudah tahukan sekarang waktu yang tepat untuk mulai mengenalkan pendidikan seksual pada anak? Betul sekali yaitu sejak usia tiga tahun harus sudah dikenalkan. Lantas bagaimanakah mengenalkan pendidikan seksual ini?
Dalam sebuah jurnal yang ditulis oleh Reny Safita (2013) dikatakan, ajarkan anak membiasakan hidup rapih dan sopan dalam berpakaian, dengarkan cerita anak  dalam membuka diri pada orang tua, jangan suka berceramah, dan pergunakan bahasa yang tepat.
Pada anak yang balita maka mulailah perkenalkan organ -- organ seks miliknya secara singkat. Saat memandikan anak bisa sambil memperkenalkan organ tubuh anak, seperti rambut, kepala, tangan, kaki, perut dan jangan lupa penis dan vagina.Â
Tegaskan bahwa alat kelamin tidak diperbolehkan dipertontonkan dengan sembarangan, jika ada yang menyentuhnya tanpa diketahui orang tua maka harus berteriak keras -- keras dan melapor kepada orang tua.
Berikut hal penting dalam memberikan  pedidikan seksual pada anak menurut Reny Safira (2013):
- Cara menyampaikan harus wajar dan sederhana, jangan terlihat ragu -- ragu/ malu.
- Isi uraian yang disampaikan harus obyektf tapi jangan mengada -- ngada.
- Pendidikan seksual diberikan secara pribadi, karena orang -- tua lebih mengetahui karakter anak nya.
- Hindari gaya mengajar seperti di sekolah.
- Ajarkan cara melindungi dari penyimpangan dan kekerasan seksual yang dilkaukan rang dewasa.
Jadi untuk para calon orang tua atau yang sudah menjadi orang tua, pendidikan sex bukanlah hal yang tabu untuk dijelaskan kepada anak -- anak kita. Hilangkan rasa malu ketika akan menjelaskan, orang tua merupakan guru pertama untuk sang buah hati bukan,? Jangan sampai anak mendapat pemahaman yang salah. Pendidikan seks ini pun untuk menjaga masa depannya.Â
Semangat untuk para orang tua dimanapun kalian berada. :)
Sumber:Â
Safira, R. (2013). Peranan orang tua dalam memberikan pendidikan seksual pada anak. Jurnal Edu-Bio, 4 (3), 32-40.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H