Sementara di luar Palembang tapi masih di wilayah Sumatera Selatan, mereka berbahasa Melayu kuno dengan tulisan aksara Ulu.Â
Pengetahuan tersebut kudapat dari Kak Nuzulur Ramadhona yang akrab disapa Kak Dona.
Waktu itu kami bertemu di sebuah pameran komunitas di Palembang. Dia seorang anak muda pendiri Komunitas Aksara Ulu Palembang.
Sekarang Kak Dona dan teman-temannya aktif untuk memberikan edukasi literasi aksara Ulu di Palembang.
Alhamdulillah banget ada acara seperti ini. Aku bisa bertemu banyak komunitas anak muda wong kito yang kreatif.Â
"Kak Molly punya teman dari Lahat?" tanyanya padaku di awal perjumpaan kami. Aku menggeleng.
Jujur saja, meskipun punya banyak teman di sini, tapi jarang sekali bertanya asal mereka. Rupanya Kak Dona ini berasal dari Kabupaten Lahat.
"Oke, anggap saja Dona ini teman jeme lahatnya Kakak," ujarnya ramah. Jeme Lahat artinya orang Lahat dalam Bahasa Lahat.
Setelahnya, kami pun bersalaman. Jujur saja, aku belum pernah ke sana. Pun tak begitu banyak tahu tentang Lahat yang jaraknya dari Palembang kira-kira 4-5 jam perjalanan darat.
Kak Dona ternyata sudah mengenal Aksara Ulu sejak lama. Tepatnya saat dia masih duduk di bangku kuliah.