Walau begitu, Uniek masih bersyukur dengan keadaan dirinya. “Ya, setidaknya saya buta mata. Bukan buta hati. ” ujarnya sambil tersenyum getir.
“Tapi tentunya masih banyak orang baik di sini. “ jelas Pak Mamad. Dia bercerita kalau beberapa hari setelah kejadian, si supir ojol mengetuk pintu rumahnya. Pemuda itu seusia Uniek. Melihat Pak Mamad, dia sesenggukan menyesali perbuatannya. Pengemudi ojol itu mengembalikan uang yang telah dicurinya, lalu meminta maaf. Tanpa bertanya lebih jauh, Pak Mamad menepuk-nepuk bahu pemuda itu.
“Terkadang orang melakukan hal buruk, karena terpaksa. “ Pak Mamad bijak sembari tersenyum simpul. Suasana haru seketika menyelimuti kami bertiga. Semoga makin banyak orang yang bertobat karena pernah berbuat ketidakjujuran, doaku dalam hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H