Â
Toilet Kereta Api, Belum Ramah DisabilitasÂ
Sayang seribu sayang, ada satu kekurangan yang kurasakan. Ternyata toilet kereta api Rajabasa belum ramah disabilitas. Terutama untuk penyandang kursi roda sepertiku. Padahal di depan pintunya sudah ada logo disabilitas.Â
Kukira memang sudah ramah untuk disabilitas. Ternyata tempatnya relatif sempit. Toiletnya masih menggunakan toilet jongkok. Di dalamnya juga tanpa pegangan tangan. Kalau habis digunakan, lantainya juga licin dan basah. Malah membahayakan disabilitas daksa sepertiku. Aku terpaksa harus menahan pipis selama sembilan jam!
Menahan pipis tidak baik untuk kesehatan. Tapi apa boleh buat. Semoga PT. KAI dapat memperbaiki toiletnya supaya bisa seperti toilet di pesawat. Biarpun sempit, tapi ada pegangan yang kokoh untuk berdiri. Sayang banget, jika pengguna kursi roda bahkan tidak bisa memanfaatkan toilet disabilitas.
Akhirnya sampai juga di stasiun Tanjung Karang. Di sana, kami lagi-lagi dibantu turun dari kereta oleh petugas. Ternyata di luar adik sudah menjemput kami. Naik kereta api pertama kali penuh dengan suka duka. Akan tetapi, aku tidak kapok menaikinya. Sungguh jadi pengalaman berkesan yang tidak terlupakan.
Saranku untuk PT. KAI, kalau bisa waktu tempuh kereta bisa dipercepat. Ditambah fasilitas internet gratis. Seperti halnya di Pulau Jawa. Bila perlu dibikin juga Whoosh Palembang - Lampung. Semoga lain kali aku bisa naik kereta api kembali, dengan versi Kereta Rajabasa yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H