Mohon tunggu...
Firsty Ukhti Molyndi
Firsty Ukhti Molyndi Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger | Korean Enthusiast | Cerebral Palsy Disability Survivor

Seorang blogger tuna daksa dari Palembang. Memiliki minat tulis-menulis sejak kecil. Menulis berbagai problematika sehari-hari dan menyebarkan kepedulian terhadap kaum disabilitas. Blog: www.molzania.com www.wahkorea.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mama Papua Berdayakan Kekayaan Alam Bumi Cenderawasih Menjadi Energi Listrik

18 Juni 2024   19:45 Diperbarui: 18 Juni 2024   19:48 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah sejak lama, Mama Yane bermimpi mendirikan laboratorium sains teknologi terpadu di Papua. Rencananya laboratorium tersebut akan digunakan untuk melakukan penelitian terhadap berbagai produk industri dari sumber daya alam asli Papua. Impian tersebut sampai kini belum juga terwujud. Karenanya ia dan rekan-rekan masih harus mengirimkan sampel penelitian hingga ke Pulau Jawa. 

Transisi Energi Adil Berbasis Gender

Selain Mama Yane, Papua ternyata juga memiliki Mama-Mama lain yang peduli lingkungan dan transisi energi. Sebut saja Maya Wosparik, seorang peneliti Fisika Nuklir yang bekerja di laboratorium sains Illinois, Amerika Serikat. Ada pula Anieke Boaire yang memenangkan kompetisi fisika internasional bergengsi, First Step to Nobel Prize.

Mengapa harus perempuan? Soalnya dalam pembagian peran secara sosial dan tradisional, perempuan seringkali mendapatkan kewajiban untuk mengurus rumah tangga. Saat melakukan pekerjaan inilah, para perempuan pasti bersinggungan dengan kebutuhan energi. Seperti misalnya energi listrik dan api untuk memasak. 

Ilustrasi pemanfaatan energi terbarukan menjadi energi listrik. Sumber: Getty Images
Ilustrasi pemanfaatan energi terbarukan menjadi energi listrik. Sumber: Getty Images

Dengan memiliki kesadaran transisi energi, perempuan dapat membantu untuk menyelamatkan lingkungan sekitar. Sekaligus meningkatkan kesejahteraan keluarga dan kehidupan sosialnya. Caranya lewat berpartisipasi dalam mengembangkan sumber EBT. Ketersediaan sumber energi listrik baru akan bisa menghemat kebutuhan rumah tangga. Di samping itu, kualitas kesehatan keluarga pun akan bertambah. 

Sayangnya menurut peneliti di Purnomo Yusgiantoro Center, secara global partisipasi perempuan dalam transisi energi masih di angka 32 persen. Selain itu, Indonesia belum memiliki kebijakan untuk meningkatkan peran perempuan pada sektor energi terbarukan. Untuk itu, menurut salah satu jurnal yang diterbitkan Oxfam America, diperlukan adanya ketersediaan akses informasi yang mumpuni dan terpercaya untuk perempuan agar bisa berperan aktif. 


Sumber artikel :

https://news.detik.com/abc-australia/d-4748417/yane-ansanay-doktor-fisika-perempuan-pertama-asal-papua-rintis-energi-terbarukan

Kartika Sari, Dian. (2019). Pengarusutamaan Gender dan Energi Bersih Terbarukan. Semai untuk Keadilan dan Demokrasi. Hal. 1-2.  

https://www.purnomoyusgiantorocenter.org/refleksi-international-womens-day-perempuan-dalam-transisi-energi/

Rewald, Rebecca, “Energy and Women and Girls: Analyzing the Needs, Uses, and Impacts of Energy on Women and Girls in the Developing World,” Oxfam Research Backgrounder series (2017): https://www.oxfamamerica.org/explore/ research-publications/energy-women-girls

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun