Mohon tunggu...
Firsty Ukhti Molyndi
Firsty Ukhti Molyndi Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger | Korean Enthusiast | Cerebral Palsy Disability Survivor

Seorang blogger tuna daksa dari Palembang. Memiliki minat tulis-menulis sejak kecil. Menulis berbagai problematika sehari-hari dan menyebarkan kepedulian terhadap kaum disabilitas. Blog: www.molzania.com www.wahkorea.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Manfaat Olahraga bagi Disabilitas Daksa Cerebral Palsy

29 Maret 2024   11:11 Diperbarui: 9 April 2024   15:20 2099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Saat berpuasa, terkadang bikin kita malas bergerak. Tapi bagi penyandang disabilitas sepertiku, penting banget untuk melatih otot kaki. Apalagi jenis disabilitas yang kualami ini tergolong bukan ringan. Aku mengalami Cerebral Palsy Ataksia. 

Jadi bagi seorang penyandang Cerebral Palsy Ataksia, aku bermasalah pada keseimbangan, koordinasi dan gerakan otot. Kaki dan tanganku cenderung kaku dan sulit untuk digerakkan. Ketika berjalan tidak seimbang, sehingga seringkali terjatuh ke arah belakang. 

Jika tidak dilatih setiap hari, kekakuan dan ketidakseimbangannya akan makin berat. Aku pun jadi tidak bisa beraktivitas dengan baik. Kakiku juga suka gemetaran sendiri, bila jarang digunakan. 

Di samping itu, aku juga cenderung gagap saat berbicara. Makanya aku suka gugup kalau diajak berbicara panjang dan lebar. Takut kalau nanti bakalan diejek orang lain karena gagapku itu. Mending aku disuruh menulis, deh. Ha ha ha..  

Menurut Cerebralpalsyguide.com, hanya ada 2,4 persen penyandang disabilitas cerebral palsy jenis ini di dunia. Penyebabnya adalah kerusakan pada otak kecil yang berfungsi untuk koordinasi gerakan otot. Dulu saat berumur 3,5 tahun, aku pernah sakit Ensepalitis alias radang otak dan alami koma. Kondisi tersebut berujung pada gangguan Cerebral Palsy. 

Sesudah terkena penyakit tersebut, kata mimi (sebutanku untuk mama) aku sempat lumpuh seluruh badan. Alhamdulillah, berkat rajin terapi, aku bisa sembuh pelan-pelan. Tapi aku masih punya gejala sisa seperti yang aku ceritakan di atas.

Untuk pejuang Cerebral Palsy di luar sana, mari kita berjuang bersama. Temukan passion kalian, dan jangan lelah untuk terus jalani terapi fisik ya.. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun