Selamat hari Disabilitas Internasional ! Beberapa hari lalu, Komisi Nasional Disabilitas (KND) baru saja dilantik oleh Presiden Jokowi. Pembentukan ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Disabilitas nomor 8 tahun 2016. Setelah lima tahun berlalu, akhirnya Indonesia punya lembaga non struktural mandiri yang berfungsi untuk memantau, mengevaluasi dan mengakomodasi jalannya UU Disabilitas. Lembaga ini nantinya akan melindungi pemenuhan Hak Disabilitas dan melaporkannya langsung pada Presiden.
Ternyata proses pemilihannya tidak mudah loh. Menurut Angkie Yudistia, selaku Staf Khusus (Stafsus) Presiden, prosesnya memakan waktu selama dua tahun. Dimulai dari proses pendaftaran yang melibatkan lebih dari 1200 pendaftar. Hingga terpilih 14 kandidat yang akan dipilih oleh Presiden Jokowi langsung. Hasilnya ditetapkan 7 orang yang akan menjadi Komisioner dari Komisi Nasional Disabilitas. Mereka terdiri dari 4 orang disabilitas dan 3 orang dari non disabilitas.
Lantas siapa aja sih mereka yang terpilih itu? Yuk, lihat latar belakang dan kiprah mereka selama ini untuk memajukan kaum disabilitas di Indonesia:
1. Dante Rigmalia
Memiliki latar belakang sebagai pengajar dan konsultan untuk pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK). Saat ini memiliki Yayasan Dante Rigmalia yang bergerak di bidang pelayanan untuk mengembangkan potensi ABK. Merupakan lulusan S3 Universitas Pendidikan Indonesia program studi bimbingan dan konseling, Dante banyak menangani dan memberikan pemahaman kepada orang-orang dalam menangani dan mendidik anak-anak ABK. Ohya, Dante yang juga seorang disabilitas ganda ini terpilih sebagai ketua KND yang dibentuk oleh Jokowi. Â
2. Fathimah Asri MuthmainnahÂ
Bergerak sebagai pembina komunitas DMKR (Disabilitas Multi Karya Rembang). Perempuan penyandang disabilitas fisik ini juga menjadi Ketua Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Lasem, Jawa Tengah untuk periode 2019-2024. Organisasi Fatayat NU merupakan komunitas wanita muda Islami bentukan Nahdlatul Ulama.Â
3. Rachmita HarahapÂ
Sama seperti Dante Rigmalia, Rachmi Harahap juga seorang doktor yang menempuh pendidikan S3 Jurusan Arsitektur Interior di Universitas Mercu Buana (UMB). Mendirikan Yayasan Tunarungu Sehjira, Rachmi banyak membantu para disabilitas rungu dan membekali mereka dengan berbagai pelatihan agar bisa menjadi individu yang mandiri. Dirinya yang juga menjadi disabilitas rungu, tak lantas menjadi inferior. Rachmi aktif menyuarakan kepedulian terhadap disabilitas rungu, bahkan sampai diundang menjadi pembicara di salah satu universitas di Korea Selatan. Â
4. Jonna Aman Damanik
Saat ini Jonna menjadi Dewan Pengurus Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni). Dia juga mendirikan Institut Inklusif Indonesia yang aktif menyuarakan isu-isu disabilitas. Merupakan seorang tuna netra yang tidak dari lahir, tapi terus aktif menyuarakan sisi humanisme yang berhubungan dengan disabilitas.
5. Deka Kurniawan
Seorang non disabilitas yang peduli akan nasib anak-anak dengan autisme. Deka mendirikan Rumah Autisme yang menjadi tempat terapi bagi anak-anak penyandang autisme yang berasal dari keluarga kurang mampu. Memulai Rumah Autisme dari rumah kontrakan, saat ini sudah berkembang menjadi 7 cabang di Indonesia. Deka dan para aktivis lainnya aktif dalam melobi pemerintah untuk menyediakan pendidikan dan pembiayaan kebutuhan anak-anak autisme dan keluarganya.Â
 6. Eka Prastama
Adalah lulusan Manajemen Teknik Industri yang aktif di bidang pendidikan inklusif bagi Sekolah Luar Biasa (SLB). Eka pernah membantu ILO dan disnaker Jawa Timur dalam menyediakan pelatihan dan lapangan pekerjaan inklusi bagi para disabilitas. Meski bukan seorang disabilitas, tapi dia aktif membangun jalan menuju indonesia yang inklusif. Saat ini Eka didapuk menjadi wakil ketua KND.
7. Kikin Purnawirawan
Berasal dari non disabilitas, Kikin saat ini menjadi Wakil Ketua DPP Serikat Rakyat Indonesia. Dia juga pernah menjabat sebagai Mantan Ketua Presidium Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Indonesia Katolik Republik Indonesia (PMKRI).Â
Saya berharap dengan adanya Komisi Nasional Disabilitas (KND) ini, implementasi UU Disabilitas dapat dijalankan dengan lebih baik lagi di masa depan. Sehingga misi utama menuju Indonesia yang ramah inklusi dapat tercapai.Â
Sumber Artikel :Â
https://www.gerakinklusi.id/politik/uu-8-2016-penyandang-disabilitas
Instagram Angkie YudistiaÂ
https://www.cae-indonesia.com/pengajar-cae-indonesia
https://www.facebook.com/Yayasan-Dante-Rigmalia-278331890744/
Instagram Fathimah AsriÂ
https://menjadimanusia.id/dhisdhisdhis/jonna-damanik-tunanetra-dan-berdampak-bagi-semesta/1021/
https://www.ashoka.org/id/fellow/deka-kurniawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H