Mohon tunggu...
Firsty Ukhti Molyndi
Firsty Ukhti Molyndi Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger | Korean Enthusiast | Cerebral Palsy Disability Survivor

Seorang blogger tuna daksa dari Palembang. Memiliki minat tulis-menulis sejak kecil. Menulis berbagai problematika sehari-hari dan menyebarkan kepedulian terhadap kaum disabilitas. Blog: www.molzania.com www.wahkorea.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ceritaku di Masa Kecil, Indahnya Toleransi dengan Menghargai Perbedaan

3 Juni 2018   22:05 Diperbarui: 4 Juni 2018   14:20 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat Molzania sedang khusyu' mendengarkan ceramah, dua orang teman non muslim ini cekikikan seraya menarik-narik dalaman Molzania hingga berbunyi lumayan keras. Sudah pasti suaranya itu terdengar oleh teman-teman cowok, terlebih oleh pak Ustadz sehingga Molzania merasa malu.

Source: Bisnis.com
Source: Bisnis.com
Jelas saja Molzania merasa terganggu. Padahal saat itu Molzania sudah berjanji dalam hati untuk tekun mendengarkan tausiyah. Sudah coba untuk menegur sekali, tapi tak mempan. Akhirnya Molzania marah dan menghardik mereka. Seumur-umur Molzania tak pernah mengganggu orang lain, maka dari itu jangan coba-coba untuk mengganggu Molzania. 

Teman Molzania itu mengancam akan mengadukan ke seorang guru yang waktu itu lumayan disegani. Silahkan saja, kata Molzania tidak takut karena Molzania berada di pihak yang benar. Pada akhirnya aduan itu tak pernah tersampaikan karena memang mereka yang salah duluan.

Kalau saja Molzania tidak melawan, maka mereka akan semakin jadi mengganggu Molzania. Dikarenakan Molzania melawan, mereka pun kapok dan tak pernah lagi mengganggu sejak saat itu. Meski telah berkonflik dulu itu, tapi hingga saat ini masih berteman baik. Sisa-sisa kebencian dulu telah lenyap dimakan waktu. Terkadang kalau ingat kejadian yang dulu-dulu, malah yang muncul hanyalah perasaan geli dan lucu. 

Sejatinya konflik tidak harus menimbulkan dendam berkepanjangan satu sama lain. Semua manusia pernah berbuat kesalahan. Tidak memandang agamanya apa. Solusinya memaafkan dan tetap berpegangan tangan demi bersatu dalam kedamaian.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun