Hari kemarin telah pergi dan hari ini datang lagi. Keesokan hari akan datang dalam keheningan waktu. Datang membawa sejuta problem hidup bervariasi. Bagai sajian menu yang bervariasi setiap waktu
Tak terasa kantong kantong rupiah pun pergi
Ditanya bendahara keluarga pun habis terpakai
Tetes keringat mengalir bagai mandi dikala senja
Entah kemana aku pergi mendapatkan sedekah cukup sehari kan merayu
Â
Denyiut nadi berlari memburu waktu demi rejeki sehari
Disaat itu ibu membangunkan aku dikala lupa
Seutas rantai hasil keringat dulu jadi sandaran akhir tersayat
Bekal 5,0 gram menuju Pegadaian yang menggadai jiwa dikala menggoda
Aku pun tersenyium menerima setumpuk rupiah penyambung jiwa yang merana
Terdiam aku menatap barisan  lukisan terlukis
"Mengatasi masalah tanpa masalah", Â itulah moto pemancing jiwa
 Saat merana kan merasa terlilit utang segudang garam
Menghantar jiwa yang haus dikala kering kerontang
Rayuan gombal pun dekat pada insan pencari dikala keringÂ
Perhiasan emas, Tv, laptop, mobil dan motor bahkan kain tenunan jadi tawaran dikala syahdu
lebih mudah lebih jelas mengobati jiwa yang sakit dikala merana saat bulan tak mengirim sedekah jiwa awal keringat
Penfui, 05 April 2019
Yakobus M. Dini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H