Mohon tunggu...
Mollazka
Mollazka Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

sangat simpel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penanaman Nilai-Nilai Karakter Melalui Kegiatan Storytelling Dengan Menggunakan Cerita Rakyat

8 Juli 2024   00:19 Diperbarui: 8 Juli 2024   01:34 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Proses penerapan penanaman pendidikan karakter di PAUD masih terbatas tentang pengaplikasiannya dalam proses pembelajaran. (Choirun Nisak Aulina & Aulina, 2013) Kebanyakan proses kegiatan pembelajaran di PAUD menekankan tentang aspek kognitif seperti kegiatan Calistung (Baca, Tulis, Hitung). Penekanan terhadap aspek kognitif di pembelajaran PAUD terutama di Taman Kanak-kanak menyebabkan aspek lainnya seperti aspek nilai agama dan moral, serta sosio-emosional tidak bias berjalan dengan baik apalagi dalam penerapan pembelajaran ditekankan tentang pendidikan karakter  dan proses pembelajarannya tidak berjalan dengan baik. Penanaman nilai-nilai karakter menjadi sasaran penting di proses pembelajaran PAUD (Suyadi.2010). Anak sejak dini sudah diajarkan dan dilatih untuk menanamkan nilai-nilai karakter seperti tanggung jawab, jujur, mandiri dll. Penanaman nilai-nilai karakter dan moral sejak usia dini harus mengacu kepada aspek perkembangan anak. (Fitroh et al., 2015) Perkembangan anak usia dini terutama pada usia Taman kanak-kanak memiliki capaian-capaian perkembangan yang harus dicapai proses kegiatan pembelajarannya.(Fitroh et al., 2015) menjelaskan Penanaman nilai-nilai karakter anak di usia Taman  Kanak-Kanak membutuhkan metode pembelajaran yang bias mengarahkan menuju pengajaran nilai-nilai karakter dan moral anak. Kebanyakan metode yang digunakan adalah metode kelompok dan klasikal dalam proses kegiatan pembelajarannya. Kegiatan pembelajaran yang baik dalam penerapan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak adalah kegiatan pembelajaran yang merangsang rasa ingin tahu anak, motivasi anak, intelegensi anak , dan juga kesukaan anak. Salah satu kegiatan pembelajaran adalah dengan menggunakan metode Storytelling (Mendongeng) (Nur Azizah & Ali, n.d. (2017). 

Storytelling adalah proses menyampaikan cerita kepada pendengar dengan cara yang menyenangkan, tidak menggurui, dan mendorong perkembangan imajinasi, seperti yang dijelaskan oleh Alkaaf (2017). Melalui storytelling, cerita yang disampaikan akan membantu mengisi memori anak dengan informasi dan nilai-nilai kehidupan. Terdapat berbagai jenis cerita yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran di RA, seperti yang disebutkan oleh Moezzi, Janda, & Rotmann (2017), termasuk dongeng, cerita rakyat, dan cerita pendek (cerpen).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Storytelling menggunakan cerita rakyat sebagai alat untuk menanamkan nilai-nilai karakter dan moral kepada anak-anak. Melalui kegiatan ini, cerita-cerita rakyat digunakan untuk mengajarkan prinsip-prinsip seperti tanggung jawab, keagamaan, kejujuran, kemandirian, dan nilai-nilai lainnya kepada anak-anak.

Penanaman nilai karakter dan moral dilakukan dengan mengajarkan anak-anak tentang perbedaan antara perilaku yang baik dan buruk. Dalam kegiatan pembelajaran ini, pendekatan yang digunakan mencakup pelajaran tentang sopan santun dan memberikan contoh karakter dari tokoh-tokoh dalam cerita-cerita seperti "Lelampak Lendong Kaoq", yang menggambarkan seekor sapi yang tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya, atau "Tegodek-Godek dan Tetuntel Tuntel", yang mengajarkan tentang keserakahan, ketidaktanggungjawaban, dan perilaku egois.

Dalam storytelling, cerita-cerita tersebut tidak sekadar menceritakan cerita kepada anak-anak, tetapi juga mengilustrasikan secara langsung bagaimana perilaku tertentu dapat berdampak dan menghasilkan konsekuensi yang berbeda-beda. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk menyoroti nilai-nilai karakter seperti sopan santun dan mengajarkan pentingnya mengembangkan kebiasaan positif dalam kehidupan, sebagaimana dianjurkan oleh Wardani & Widiyastuti (2015).

 

PEMBAHASAN

Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi karakter, tentu memiliki dasar-dasar dalam merumuskan nilai karakter. Kemendiknas (2010:9-10) merumuskan nilai karakter sebagai berikut:

1)Religius,

2) jujur,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun