Mohon tunggu...
Yuniati Kridataninaningsih
Yuniati Kridataninaningsih Mohon Tunggu... Penulis - AUTHOR

Seorang ibu yang ingin selalu berdaya dan tumbuh lewat tulisan karena MENULIS adalah SENI KEHIDUPAN

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Makan Gaji Buta dalam Perspektif Islam

2 September 2024   11:08 Diperbarui: 2 September 2024   16:08 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makan gaji buta atau menerima gaji tanpa bekerja sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan merupakan praktik yang tidak asing di dunia kerja. Kita tentunya sering menjumpai karyawan model begini. Tak jarang  mereka yang mempunyai jabatan di tempat kerjanya justru seenaknya dalam mengerjakan tugasnya.  

Islam mengajarkan bahwa pekerjaan bukan hanya untuk mendapatkan gaji tetapi juga sebagai bentuk ibadah. Oleh karena itu ketika seseorang bekerja dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi, dia bukan hanya menunaikan kewajibannya kepada pimpinan atau perusahaan tetapi juga kepada Allah SWT.  Namun apabila hal ini menjadi sebuah kebiasaan maka makan gaji buta dapat menghambat kemajuan perusahaan dan merugikan rekan kerja yang bekerja dengan sungguh-sungguh.

Berikut beberapa sudut pandang Islam mengenai makan gaji buta

1. Amanah sebagai Prinsip Utama

Amanah adalah titipan yang harus dijaga dan dipertanggungjawabkan . Ketika seseorang makan gaji buta berarti seseorang tidak menjalankan tugas yang telah diamanahkan kepadanya dengan benar. Pelanggaran terhadap amanah ini tidak hanya merugikan orang lain tetapi juga merusak integritas pribadi.

2. Dosa Ketidakjujuran

Makan gaji buta berarti menerima upah tanpa memnuhi kewajiban yang seharusnya. Perilaku ini tidak hanya merugikan pihak yang membayar gaji tetapi juga melanggar prinsip keujuran yang diajarkan dalam Islam.

3. Harta yang Tidak Berkah

Harta yang diperoleh dengan cara tidak halal seperti makan gaji buta tidak akan membawa berkah dalam hidup. Uang yang diperoleh cenderung membawa dampak negatif baik secara spritual maupun material.

4. Pertanggungjawaban di Akherat

Islam mengajarkan bahwa setiap perbuatan termasuk cara memperoleh harta akan dimintai pertanggungjawaban di akherat. Makan gaji buta berarti seseorang harus mempertanggungjawabkan harta yang diperoleh tanpa bekerja secara layak di hadapan Allah. 

5. Keadilan Sosial

Ketika seseorang menerima gaji tanpa bekerja berarti telah merugikan orang lain terutama yang bekerja dengan sungguh-sungguh tetapi menerima upah yang sama. Islam menekankan pentingnya berlaku adil dalam segala hal termasuk dalam hal tanggungjawab dan upah. 

Dalam pandangan Islam makan gaji buta adalah perbuatan yang sangat tidak dianjurkan dan termasuk dosa. Islam menekankan pentingnya amanah, tanggung jawab dan kejujuran di setiap aspek kehidupan termasuk  dalam dunia kerja. Oleh karena itu sebagai seorang muslim kita berusaha untuk selalu menjalankan tugas dengan sebaik baiknya sehingga gaji yan diperoleh halal dan berkah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun