Mohon tunggu...
molisa
molisa Mohon Tunggu... Penulis - lahir tanggal 17 november 1990

hargai proses maka dollar akan mengalir

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

TKN (Jokowi-Ma'ruf) Vs BPN (Prabowo-Sandiaga), Mana yang Benar?

26 April 2019   05:47 Diperbarui: 26 April 2019   05:55 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta - Ketua Badan Pemenangan NAsional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Djoko Santoso mengklam pasangan jagoannya seharusnnya bisa menang hingga 80%. Tim Kampanye (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menilai kubu 02 yang sedang berhalusinasi.

"Politik membuat elite di Jakarta berhalusinasi (halu), mimpi di siang bolong mimpi kali ye menang 80%. ujar Wakil Sekretaris TKN Raja Juli Antoni kepada wartawan pada hari rabu, (24/4/19).

Antoni pun menyoroti soal sikap elite-elite politik yang dinilai tidak memperhatikan psikologis masyarakat saat ini. Menurutnya, narasi elite  yang tidak bijaksana membuat masyrakat kini terbelah.

"saya kasihan kepada rakyat yang kian terbelah oleh marasi elite yang membodoh-bodohi rakyat". Ujar Antoni. Sulitnya rekonsiliasi pascapemilu di anggap sebagai kegagalan yang di sebabkan oleh elite. Kegagalan itulah yang dinilai memecah rakyat.

Namun, seperti yang di ketahui Ketua Badan Pemenang Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Djoko Santoso mengklaim paslon 02 bisa menang telak jika tidak di curangi. Dia mengklaim angka kemenangan bisa di angka 70-80%.

Pada tanggal 17 April, dan hasilnya memang Prabowo-Sandi menang. Walaupun sebelum Tanggal 17, tanggal 17 dan setelaah tanggal17 mereka curang terus. Curangnya ini sudah tidak aturan, mereka secara masif terencana sitematik dan brutal", Kata Djoko Pada Rabu lalu.

Namun melihat pemilu yang seperti ini, Bawaslu menghimbau kepada pihak yang merasa ada indikasi kecurangan segera melaporkan ke Bawaslu. Bawaslu juga mengatakan bila ada kecurangan jangan hanya di viralkan, tetapi juga harus di laporkan bersamaan.

"Viral silahkan, dilaporkan juga otomatis harusnya begitu. Viral terus di laporkan, jangan viralkan dulu, pusing kita jadinya nggak dilaporin". kata Komisioner Bawaslu RI, Rahmad Bagja, Saat di hubungi Kamis, (25/4/19).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun