Akan hancur sebuah bangsa jika para penerusnya telah di nodai dengan aksi tawuran yang dapat memakan korban jiwa
Tawuran adalah bentuk kekerasan antar geng sekolah dalam masyarakat Indonesia. Banyak ahli  sosiologi Indonesia berpendapat bahwa tidakan tersebut upaya untuk menghilangkan stress saat akan menghadapi masa ujian, namun banyak pula yang berpendapan bahwa tawuran merupakan bentuk dari harga diri sebuah geng.Â
Jika salah satu geng tawuran dapat mengalahkan atau menjatuhkan lawannya maka geng tersebut akan di segani antar sekolah, namun begitu sebaliknya jika geng sekolah tersebut kalah, maka akan menjadi sebuak olok-olokan.Â
Hingga kini tidak ada yang tahu bagaimana dengan pemikiran anak bangsa ini, jika kita bisa telaah. Tawuran adalah bentuk dari ajang pembunuhan bibit-bibit penerus bangsa.
bagaimana salah satu bangsa akan maju jika otak penerus bangsa telah di kotori oleh aksi tawuran yang dapat menyebabkan luka-luka, bahkan tak jarang pula berakhir dengan kematian.
Jika kita bisa melihat, ternyata sejarah tawuran pelajar di Indonesia di mulai pada tahun 1970 di Jakarta, tawuran pelajar yang pertama kali terjadi di Boedoet 145 Vs Bahari One 45, yang menggelar aksi tawuran antar pelajar pada tahun tersebut.Â
Namun semakin maju Era ternyata ternyat tawuran menjadi semakin sadis. seperti di Era 1980 pelajar yang bersekolah jauh dari tempat tinggalnya merasa takut dan tidak aman saat pergi sekolah. Dan akhirnya mereka pun membuat sebuah kelompok yang di sebut basis (Barisan Siswa) agar mereka aman saat akan berangkat ke sekolah ataupun pulang sekolah.
Terbentuknya Basis bukannya akan mengurangi aksi tawuran, malah semakin lama semakin parah bahkan pada tahun 1982 nama Basis memiliki predikat status kelompok yang paling di takuti oleh kalangan pelajar. Pada tahun 1985 pelajar yang biasanya menyerang di jalanan dengan menahan patas/truk yang dinaiki oleh musuh, makin lama beralih menyerang sekolah lain yang di anggap musuh.Â
Tak hanya sampai di situ, Â tahun 1990 sampai dengan tahun 1998 tawuran pelajar telah menjadi tren tersendiri bagi pelajar, mereka tidak ada yang takut mati yang penting bisa untuk meraih sebuah kemenangan yang tidak ada gunanya. Tawuran pelajarpun sangat cepat menyebar luas ke daerah lainnya dan lebih sadis lagi karena banyak ratusan hingga jutaan pelajar yang meninggal akibat tawuran.Â
Hingga kini tawuran masih saja terjadi, entah apa yang ada di dalam benak para pelajar tersebut. Mereka tidak hanya dapat melukai antar pelajar tetapi mereka dapat juga melukai warga yang melintas jika mereka mencoba melerai tawuran tersebut. Jika mereka dapat berfikir sedikit tentang akan bahayanya sebuah aksi tawuran tersebut, mungkin mereka akan berpikir panjang tetang sebuah tawuran.Â
Apa jadinya bangsa Indonesia dengan tawuran antar pelajar?. Tawuran bukan hoby, tawuran bukan sebuah perlombaat yang jika menang akan mendapatkan sebuah penghargaan. Sebaiknya kita bisa menjaga dan menasehati kerabat dan anak-anak kita agar penerus bangsa bebas dari propokator penghancur pemikiran anak bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H