Mohon tunggu...
Molen Pisang
Molen Pisang Mohon Tunggu... pegawai negeri -

bernama lengkap Maulana Riska Irianto, adalah seorang pegawai negeri sipil. Saat in berdomisili di Kota Mamuju, Sulawesi Barat. saat ini aktif di personal blog miliknya http://www.molenpisang.com sebagai tempat ber opini, curhat, sharing dll.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Catatan kecil untuk Wim Rijsbergen

6 September 2011   23:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:11 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Saya yakin dan percaya 200 juta pasang mata menonton pertandingan Indonesia VS Bahrain, saya juga yakin dan percaya 240 juta pasang telinga ingin mengetahui kabar Timnas Indonesia ketika menghadapi Bahrain. Dan yang paling saya percayai adalah, semua hati penduduk Indonesia merasakan satu hal yang sama, “Kecewa”.

Sebenarnya apa sih yang membuat kami rakyat Indonesia kecewa? kalau menurut saya, bukan kekalahan 0-2 tersebut yang membuat kecewa, tetapi lebih kepada permainan Timnas yang tidak berkembang, yang makin melempem dari menit ke menit. Kalau sudah bicara permainan, berarti aktor dibelakang permainan tersebutlah yang mesti berbenah diri, dan semua mata tertuju pada satu nama “Wim Rijsbergen” selaku pelatih kepala Timnas Indonesia.

Sepanjang sejarah kepelatihan Timnas Indonesia ada tiga nama yang membuat saya kagum kepada mereka, yaitu Peter White, Ivan Kolev dan Alferd Riedl. Sekali lagi bukan jumlah gol atau prestasi yang tinggi yang membuat saya bangga, tetapi lebih kepada permainan Timnas Indonesia yang mengkilau, yang membuat kami dengan lantang bisa menyebut kata “INDONESIA !!!” sebagai bentuk terkecil dukungan kami. Ketiga pelatih tersebut tahu dan mengerti betul karakter setiap pemainnya, mereka tahu bagaimana menempatkan para pemainnya di lapangan. Hal inilah yang menurut saya tidak dimiliki oleh seorang Wim Rijsbergen. Untuk itu saya mencoba memberi masukan kepada Wim Rijsbergen agar kembali menempatkan posisi pemain pada tempatnya.

Saat ini, bisa dikatakan Indonesia kekurangan stok pemain. Hal ini tidak terlepas dari Iklim kompetisi yang tidak baik, klub lebih senang menggunakan jasa pemain asing, dibandingkan membina pemain sendiri. Sehingga lebih banya pemain asing yang bersinar dibandingkan pemain lokal di ISL. Melihat hal tersebut dan mengamati jalannya pertandingan semalam saya telah menyusun daftar pemain yang layak masuk ke Timnas, dengan tentunya melihat posisi dan permainan si pemain di level klub.

Penjaga Gawang, Indonesia tidak punya banyak pilihan selain Markus Horizon, Ferry Rotinsulu dan Kurnia Mega. Ketiganya menurut saya mempunyai kemampuan yang berimbang, hanya faktor pengalaman yang membuat Kurnia Mega tersingkir. Selanjutnya hanya Markus dan Ferry lah yang bersaing.

Central Defender, Hamkah Hamzah menjadi pilihan yang utama menurut saya, hanya pendampingnya saja yang mesti dicarikan agar lebih padu. Dibandingkan dengan M Robi yang menjadi pilihan Rijsbergen, saya lebih memilih seorang Maman Abdurahman. Ricardo Salampesy dapat dijadikan sebagai cadangan mengingat di level klub dia jarang dimainkan karena terbelit cedera.

Back Kanan, tidak dielakan lagi penampilan Zulkifli syukur belum ddapat digantikan di posisi ini, tetapi pilihan Rijsbergen untuk menampilkan Benny wahyudi merupakan pilihan yang tepat.

Back Kiri, Muhammad Nasuha merupakan pilihan utama, selanjutnya ada nama Supardi (tidak banyak pilihan disini).

Pemain tengah, Hanya ada Bustomi dan Firman Utina sebagai duet yang mantap. Sebenarnya saya lebih senang menggunakan Eka Ramdhani yang mempunyai umpan lebih terukur dan akurat dibanding Firman Utina tetapi postur Eka yang terlalu mungil membuat saya berpikir ulang. Nama-nama seperti Elgy merdiansyah, Imanuel wanggai, siap menjadi penerus di Timnas.

Sayap kanan, Untuk saat ini M Ridwan tidak tergantikan, bila keadaan darurat maka Arif suyono atau M Ilham menjadi alternatif.

Sayap kiri, Banyak pilihan untuk posisi ini, ada Okto Maniani, Ian Kabes, Arif dan Boaz Solossa juga bisa bermain di posisi ini, tergantung kebutuhan strategi menghadapi lawan.

Duet Penyerang, Tidak dapat dipungkiri Boaz sebagai produk lokal yang harus menjadi pilihan utama, sedangkan tandemnya adalah Gonzales. Bambang Pamungkas untuk saat ini mulai menurun, sebaiknya Timnas mulai berpikir untuk tidak menggunakan jasanya, masih ada pemain muda yang harus diberi kesempatan seperti Ferdinand Sinaga dan Irfan Bachdim.

Strategi, Indonesia pernah bermain dengan formasi 4-3-3 sebelumnya, tetapi entah kenapa ketika melawan Bahrain, formasi tersebut tidak berjalan maksimal. Bila keadaan seperti itu harusnya Tim pelatih merubah formasi menjadi yang biasa di pakai yaitu 4-4-2. Ketika melawan Bahrain ada penempatan pemain yang kurang baik yaitu M Ridwan di sektor kiri dan Boaz di sektor kanan, harusnya kedua pemain tersebut ditukar. Rijsbergen seharusnya lebih mengenal para pemainnya terlebih dahulu sebelum mengatur strategi. Bila seperti ini, kualitas pelatih lokal saya rasa lebih baik yaitu Rahmad Darmawan. Kemenangan atas Turkmenistan saat itu lebih membanggakan saya. Sejauh ini saya melihat Rijsbergen hanya berhasil dalam hal membangun stamina dan fisik para pemain.

Apapun hasilnya, siapapun pelatihnya saya yakin Rakyat Indonesia mendambakan sebuah Tim yang betul-betul solid dan membuat kami semua dengan bangga dan lantang meneriakan kata “INDONESIA……..!!!!!”

sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun